Mohon tunggu...
Jujun Junaedi 1
Jujun Junaedi 1 Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung

Apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain (QS 94:7)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kupersembahkan untuk Keluarga Tercinta, Terima Kasih Telah Sabar Menunggu

6 Maret 2024   14:11 Diperbarui: 6 Maret 2024   14:14 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jujun Junaedi (toga abu merah) Ikuti Wisuda Pasca Sarjana, di Kota Bandung, Selasa, 5/3/2024 (Foto: Dokpri)

Ajaran Islam mengajarkan bahwa menuntuk ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim yang hidup di dunia. Kemudian hadits Nabi Muhammad Saw menyebutkan bahwa ilmu yang bermanfaat adalah salah satu dari tiga hal yang pahalanya akan terus mengalir, walaupun yang bersangkutan telah meninggal dunia.

Hal itulah yang menjadi dasar pokok saya untuk terus belajar mengembangkan diri dan mencari ilmu pengetahuan kapan dan dimanapun saya berada.

Selain dasar pokok di atas, adalah untuk memberikan contoh dan motivasi kepada orang-orang terdekat, terutama untuk ketiga putra saya. Bahwa menuntut ilmu adalah sesuatu yang wajib ditunaikan. Menuntut ilmu tak mengenal waktu, selagi umur dikandung badan ilmu terus wajib dicari.

Mohon izin bukan maksud untuk membanggakan diri, tapi tulisan saya ini adalah salah satu ungkapan kebahagiaan dan rasa syukur bahwa saya telah menyelaikan pendidikan sejak bangku sekolah menengah hingga saat ini.

Setelah lulus sekolah menengah atas (SMA) pada tahun 1997, di salah satu sekolah bermuatan Islam di Cicalengka, Kabupaten Bandung, saya melanjutkan pendidikan ke jenjang Diploma 3 (D3), Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Jawa Barat yang ada di Kota Bandung, mengambil jurusan Manajemen Informatika.

Pendidikan Diploma 3 saya tempuh kurang lebih selama tiga tahun. Pada tahun 2001 saya diwisuda dengan menyandang Ahli Madya di bidang komputer. Waktu itu sangat beruntung masih bisa diantar dan didampingi kedua orang tua, Bapak dan Ibu, serta kakak perempuan. Ditambah 1 orang lagi waktu itu calon istri (ibu dari putra saya sekarang).

Lalu, pada tahun 2005, saya melanjutkan pendidikan jenjang strata 1 (Sarjana) di sebuah Universitas swasta di Kota Bandung, mengambil jurusan manajemen. Waktu itu, lulus pada tahun 2008, dan masih di tahun  itu, saya diwisuda dengan didampingi keluarga tercinta, Ibu, istri, anak pertama, dan ibu bapak mertua. Sedangkan Bapak saya telah wafat pada tahun 2007.

Kemudian, pada awal tahun 2019 saya melanjutkan pendidikan pasca sarjana di salah satu Universitas di Jakarta. Namun karena sesuatu hal kuliah tersebut tidak bisa dilanjutkan alias terpaksa harus berhenti di tahun itu juga.

Barulah, di awal tahun 2020 atau berbarengan dengan masa awal mewabahnya penyakit covid-19, saya kembali melanjutkan pendidikan jenjang Strata 2 (S2) di sebuah perguruan tinggi di Kota Bandung. Jurusan yang saya ambil adalah magister manajemen inovasi.

Perkuliahan di masa covid-19 memerlukan ketekunan dan kesabaran. Selain perkuliahan dilalukan dengan daring (online), juga mahasiswa dituntut untuk kreatif dan inovatif, seseuai jurusan yang diambil, yaitu magister manajemen inovasi.

Masa pendidikan di jenjang magister ini, saya ikuti hampir 2 sampai 3 tahun. Bahkan ke masa kelulusan bisa dihitung 4 tahunan. Dengan perjuangan, dorongan yang kuat dan kesabaran ditambah dukungan yang besar dari keluarga, istri dan 3 anak, akhirnya pada awal bulan Februari 2024 dalam sidang yudisium saya dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar Magister Manajemen Inovasi (M.M.Inov).

Akhirnya, pada 5 Maret 2024 di Kota Bandung saya diwisuda dengan diantar keluarga tercinta dan tiga anak saya. Sedangkan orang yang sangat berjasa dalam hidup, ibu dan bapak keduanya sudah tiada. Terakhir ibu saya wafat pada tahun 2015.

Alhamdulillah, semua ini saya persembahkan untuk keluarga tercinta, istri (Ida Farida), anak (Afghani, Ahkamudin, Arham) dan orang tua tercinta yang telah wafat (almarhum Bapak Endos dan almarhumah Ibu Nenti).

Khususnya untuk istri dan anak-anak, saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas dukungan dan doanya. Terima kasih selama ini kalian telah sabar menunggu. Semoga ilmu yang saya dapat bermanfaat dan menjadi ladang jariah untuk kedua orang tua saya yang telah tiada. Aamiin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun