Lelaki asal Purworejo, Jawa Tengah, Martono tiap hari berkeliling di sekitaran Kota Bandung untuk berjualan 'Rambut Nenek'
'Rambut nenek' yang Martono jual adalah arbanat atau harum manis jajanan tradisional khas asal Indonesia. Harum manis atau rambut nenek yaitu sejenis makanan yang biasanya digemari anak-anak, rasanya manis terbuat dari gula putih yang dipanaskan. Disebut rambut nenek karena makanan ini menyerupai rambut nenek yang berwarna putih.
Saat ditemui selepas shalat dzuhur di kawasan Arcamanik Kota Bandung, pada Ahad, 3 Maret 2024, Martono yang mengaku berusia 62 tahun itu, berjualan di sekitar Kota Bandung memakai sepeda jadul yang dimilikinya.
Jualan rambut nenek, ungkap Martono dilakukannya sejak lama demi menghidupi keluarga, istri dan 4 anaknya.
Saat ini, dirinya hidup bersama istri dan 1 orang anak yang masih duduk dibangku sekolah menengah atas. Sedangkan 3 anaknya lagi sudah berkeluarga.
"Kalau dulu, sebelum anak-anak menikah mereka semua dihidupi dari hasil jualan harum manis. Alhamdulillah, dicukup-cukupi saja," ungkapnya.
Dari penghasilannya yang tidak menentu ini, Martono masih bisa menghidupi keluarganya. Walaupun, terkadang, ucapnya jaman sekarang terasa lebih sulit, karena harga kebutuhan sehari-hari cukup tinggi, ditambah usianya tidak muda lagi.
Martono mengaku sehari rata-rata dirinya membawa 1 kg gula pasir putih untuk bahan baku membuat harum manis. Ia jual harum manis dengan 4 warna dan rasa, yaitu rasa mangga, durian, melon dan blue berry, seharga 2 ribu rupiah per gulung.
Martono tiap hari, Senin sampai Ahad berjualan keliling berpindah-pindah di sekitaran Kota Bandung menggunakan sepeda. "Para pembeli umumnya anak-anak. Kalaupun ada orang tua/orang dewasa yang membeli, biasanya untuk anak atau cucunya," jelasnya.
Saat ditanya berapa gulung ia bisa menjual harum manisnya, Martono tidak menjawab jumlah, tapi ia berujar bahwa sejak dulu sampai sekarang dirinya belum pernah menghitungnya, alasannya ribet.
Tapi, Martono bilang yang penting dirinya sehat, bisa berjualan. Berapapun hasilnya yang penting dilakoni dengan ikhlas dan tetap disyukuri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H