Setiap diri manusia pasti memiliki keinginan atau kecenderungan ingin memiliki dan menghendaki sesuatu. Keinginan tersebut akan diraihnya dengan berbagai cara. Melalui cara yang benar, tapi tidak sedikit orang untuk meraih keinginannya dengan cara yang salah.
Keinginan terhadap sesuatu tersebut adalah dorongan syahwat. Syahwat sendiri merupakan tabiat yang ada pada tiap diri manusia. Syahwat bukan untuk dimatikan/ditiadakan, tapi syahwat itu tetap dibiarkan ada. Hanya manusia harus bisa meredam dan mengendalikan syahwat tersebut agar tidak keluar dari koridor agama dan norma yang ada.
Syahwat manusia dalam kehidupan di dunia begitu luas dan besar, seperti dorongan untuk mendapatkan makanan, minuman, perumahan, bahkan dalam kehidupan dikenal  ada syahwat kekuasaan. Syahwat kekuasaan, terlihat identik negatif, karena seolah-olah manusia ingin mencapai kekuasaannya dengan berbagai cara walaupun dengan cara yang kotor.
Sebentar lagi akan memasuki bulan yang agung penuh berkah, yakni bulan Ramadhan 1445 Hijiriah/2024. Di bulan ini banyak sekali keutamaannya, salah satunya adalah orang beriman diperintahkan untuk berpuasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Puasa Ramadhan dimaksudkan agar yang menjalankannya menjadi orang bertakwa.
Kewajiban berpuasa diperintahkan Allah Subhanahu wata'ala dalam Al-Qur'an surat Al Baqarah ayat 183 yang artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Ayat itu sangat jelas bahwa tujuan berpuasa adalah agar menjadi orang yang bertakwa. Takwa sendiri sudah kita maklumi adalah bisa menbedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Takwa juga bisa dikatakan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan Allah Subhanahu wata'ala.
Untuk itu umat muslim pada bulan Ramadhan, khususnya di siang hari mulai terbit hingga tenggelam matahari diwajibakan berpuasa selama satu bulan penuh. Orang yang berpuasa tidak dibolehkan walaupun sesuatunya itu halal, seperti tidak boleh makan, minum, campur (hubungan biologis) suami istri di siang hari.
Orang yang benar-benar berpuasa di siang hari pada bulan Ramadhan, akan bisa menahan syahwatnya untuk melakukan sesuatu yang halal di luar waktu itu, seperti makan, minum, dan hubungan biologis suami istri. Tapi ada satu hal lagi yang harus dilaksanakan saat berpuasa disamping yang disebutkan tadi, yaitu puasa syahwat kekuasaan.
Syahwat kekuasaan yang saya pahami adalah bagaimana seseorang ingin mendapatkan sesuatu guna menjalankan kewenangannya dalam menjalankan pemerintahan. Karena kekuasaan identik dan erat kaitannya dengan seseorang/kelompok orang yang bisa membuat dan menjalankan program serta kebijakan yang dimilikinya.
Pada bulan ini dan bulan-bulan sebelumnya dan kemungkinan masih berlangsung untuk bulan-bulan selanjutnya bangsa Indonesia disibukan dengan urusan politik. Rakyat Indonesia sedang menjalankan pesta demokrasi 5 tahunan yaitu memilih wakil rakyat (caleg/senator) DPR, DPRD, DPD dan pemilihan calon Presiden dan calon Wakil Presiden.
Mereka semua tiada lain ingin mendapatkan jabatan dan kekuasaan. Jabatan itu dalam pandangan Islam adalah amanah yang mesti ditunaikan dengan baik penuh rasa tanggung jawab.