Setelah seharian mengumpulkan rongsok, Nenek Amah tidak langsung menjualnya. Tapi rongsong itu disimpan dulu selama sepekan di tempat tinggalnya. Kemudian, setelah dianggap cukup untuk dijual, Nenek Amah pun menjual rongsoknya ke bandar.
Nenek Amah mengaku, hasil penjualan rongsok setiap kalinya (sepekan) tidak lebih dari 70.000 rupiah. Artinya penghasilan Nenek Amah per hari hanya 10.000 rupiah. Walaupun yang dihasilkan sangat kecil, Nenek Amah masih bersyukur bisa diberikan rezeki untuk menyambung hidupnya.
Walaupun hidup sebatang kara dan sudah tua, Nenek Amah mengaku tidak pernah meminta-minta belas kasihan (mengemis) kepada orang. Selagi sehat, ucap Nenek Amah dirinya tiap hari terus mencari dan mengumpulkan rongsok.
Nenek Amah bercerita, sekali waktu Nenek Amah sakit dan tidak bisa mencari rongsok, tapi ada tetangga yang iba untuk membantu dirinya. Tapi, kata Nenek Amah sepanjang dirinya sehat, ia akan terus berjalan mencari dan mengumpulkan rongsok guna menyambung sisa hidupnya.
***----
Sumber cerita diambil, Rabu (7/2/2024) di area tempat penampungan sampah, Al Ghifari, Kota Bandung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H