Masihkan ingat lirik lagu yang dipopulerkan penyanyi legendaris Ahmad Albar (vokalis grup band God Bless) yaitu yang berjudul "Panggung Sandiwara". Lagu ini dirilis dan populer pada tahun 1973.
Bahkan lagu hasil karya musisi Ian Antono dan budayawan Taufik Ismail  ini tidak lekang waktu, buktinya sampai saat ini masih ada para musisi atau penyayi yang melantunkannya.
Berikut penggalan lirik lagu "Panggung Sandiwara", dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah. Kisah Mahabrata atau tragedi dari Yunani. Setiap kita dapat satu peranan yang harus kita mainkan ada peran wajar ada peran berpura-pura. Mengapa kita bersandiwara.
Di dalam lirik lagu tersebut, disebutkan ada peran yang kocak bikin kita terbahak-bahak dan ada peran bercinta bikin orang mabuk kepayang, dunia ini penuh peranan. Mengapa kita bersandiwara, kata akhir lirik lagu yang pernah juga dipopulerkan oleh penyanyi alm. Nike Ardila dan Nicky Astria.
Sangat wajar lagu tersebut dikenang sepanjang hayat dan bisa menyentuh hati, karena liriknya menggambarkan bahwa kehidupan di dunia ini adalah panggung sandiwara. Tiap diri mempunyai peran masing-masing.
Panggung berarti tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana adanya interaksi antara peran. Sedangkan sandiwara adalah cerita atau lakon yang diperankan.
Dari lagu tersebut, dipetik catatan bahwa cerita di dunia ini sangat mudah berubah, ada yang memainkan peran lakon baik dan ada yang memerankan lakon tidak buruk.
Tentunya pada setiap cerita ada menggambarkan kebahagian dan ada yang menggambarkan kesedihan, itulah dunia yang penuh panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah.
Bila dilihat dari sudut pandang Islam setelah melihat lirik tersebut, maka sejatinya hidup di dunia ini janganlah lebih condong terhadap hal-hal yang akan mengeraskan hati, yaitu dilarang untuk lebih banyak melakukan hura-hura dan poya-poya apalagi banyak tertawa. Sebaliknya Islam melalui pedomannya yaitu Al-Qur'an menganjurkan untuk senantiasa merendahkan diri di hadapan sang Pencipta, Allah SWT.
Arti kata adalah setiap pribadi muslim dianjurkan untuk banyak menangis karena Allah, ketimbang banyak ketawa. Sebagaimana di firmankan Allah SWT dalam Al-Qur'an surat At Taubah ayat 82, yang artinya, "Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan".
Menangis merupakan anjuran Allah SWT yang dijelaskan dalam Al-Quran, yang tentunya namanya manusia adalah makhluk yang lemah, banyak melakukan kehilapan dan sering melampaui batas.
Menangis adalah bentuk ketundukan makhluk terhadap Kholik (Pencipta). Manusia harus sadar hidup dunia adalah kehidupan yang semu penuh kepura-puraan, dan penuh dengan kebohongan.
Antar manusia bisa saling membohongi, saling menutupi kesalahan dan aib, tetapi Allah SWT yang maha melihat setiap peran manusia pasti akan mengetahui segalanya. Alhasil tiap peran masing-masing manusia di dunia akan diperhitungkan kelak di hadapan Allah SWT.
Apakah kita masih berani memainkan peran yang seharusnya tidak perlu dimainkan. Kalau masih ada yang berani, maka segeralah bertobat dengan berbalik arah yang semestinya yaitu memilih peran terbaik, jalan siratal mustaqim (jalan yang lurus).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H