Candi Sukuh adalah salah satu peninggalan era Hindu yang letaknya terdapat di Kabupaten Karanganyar. Tepatnya di lereng gunung Lawu sebelah barat. Candi ini terkenal dengan reliefnya yang bercerita tentang Sudamala. Sebuah cerita pewayangan yang menceritakan kembalinya Dewi Uma dari Durga. Bermula ketika Bathara Guru, Dewa Siwa yang sakit parah, sehingga dia minta kepada Dewi Uma untuk mencarikan obat. Obat yang bisa menyembuhkan penyakitnya itu adalah susu lembu hitam. Karena cintanya terhadap sang suami, Dewi Uma segera pergi mencari air susu yang dimaksud, dengan harapan suaminya cepat sembuh.
Setelah menicari ke mana-mana, tetapi air susu lembu hitam itu tidak ketemu. Dalam keputusasaannya, Dewi Uma bertemu seorang penggembala lembu hitam. Dengan mengemis-ngemis, Dewi Uma mohon sang penggembala memberikan susu lembu hitam tersebut. Tetapi sang penggembala ngotot tidak mau menyerahkan air susu lembu, kecuali Dewi Uma menyerahkan tubuhnya kepadanya. Dewi Uma berada dalam dilema, tidak mau melayani suami tercinta mati, bila mau melayani berarti suami hidup, akan tetapi dirinya ternoda.
Dengan pengorbanan diri, akhirnya susu lembu hitam dapat diberikan dan diminumkan kepada Bathara Guru sehingga dia sembuh dari penyakitnya. Setelah Bathara Guru sehat, Dia menyampaikan bahwa yang menjadi penggembala adalah Bathara Guru sendiri, dan Bathari Uma yang menggunakan ‘mind’ telah melupakan nurani sehingga telah berselingkuh dan diminta melakukan ‘laku’ di dunia menjadi Bathari Durga yang berwujud sangat menyeramkan. Bathari Durga bertugas memangsa manusia yang tersesat dalam menggunakan ‘mind’ yang beradadalam wilayahnya. Setelah dua belas tahun menjalankan ‘laku’ apabila telah kembali hati nuraninya, maka dia berhak kembali ke kahyangan.
Tidak kalah menariknya adalah obyek pemujaan yang berupa patung Lingga Yoni. Candi ini sempat mengalami kontroversial karena begitu banyaknya patung lingga yoni dan ukuran bentuknya yang tidak lazim dan melambangkan seksualitas. Pada kesempatan ini Padepokan Lemah Putih bekerja sama dengan beberapa pihak terkait kembali akan menyelanggarakan SRAWUNG SENI CANDI. SRAWUNG SENI CANDI adalah acara festival kesenian tahunan, yang diselenggarakan tiap akhir tahun. Pelaksanaan mendatang adalah pelaksanaan yang ke delapan kali (satu windu). Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, pada SRAWUNG SENI CANDI akan ada pementasan-pementasan, orasi budaya, seminar, malam tirakatan dan pembagian bibit tanaman keras kepada masyarakat. Acara SRAWUNG SENI CANDI terbuka untuk umum, dan gratis untuk semua penonton.
Acara ini akan diselenggarakan pada tanggal 31 Desember - 1 Januari. Adapun rentetan acaranya adalah sebagai berikut:
Sabtu, 31 Desember 2011 08.45 - 09.00 Reog Kemuning danTopeng Ireng Kridho Mudho (Boyolali) 09.00 - 09.15 Performance Gigih Wiyono (Sukoharjo) 09.15 - 09.30 Lanjutan reog Kemuning dan Topeng Ireng Kridho Mudo 09.30 - 09.45 Prosesi 09.45 - 10.15 Upacara Dewi Ruci (Nurlina Sharir), Diane Butler (Tejakula), Rusini (Solo) 10.15 - 10.35 Umbul Donga oleh Dati dan Waluyo Skar (Solo), diiringi Rebana Maskumambang Mujahadah (Sumberlawang) 10.35 -11.05 Orasi Kebudayaan oleh Endo Suanda (Jakarta) 11.05 - 11.20 Pembukaan acara secara formal oleh Ibu Prof. Wiendu Nuryanti, Phd. M.Arc. Wakil Menteri Bidang Kebudayaan Kemendiknas 11.20 - 11.50 Pementasan Sukuh Semi (KP Sulistyo Tirtokusumo, Wiwik Sipala, Maria Darmaningsih, Elly Luthan, Restu Imansari, Suprapto Suryodarmo) diiringi musik oleh Misbah Daeng Bilogh dan kawan-kawan 11.50 - 12.10 Ines Somellera dan Juliana Faesler (Meksiko) 12.10 - 13.15 Istirahat 13.15 - 13.45 Sahita (Solo) 13.45 - 14.15 Luluk Ari (Solo) 14.15 - 14.45 Lynda Bransbury (Inggris) 15.15 - 15.45 istirahat 15.45 - 17.30 Diskusi tentang Ruwatan Sudamala dengan pembicara Bpk. Agus Sulistyo 17.30 - 17.45 Istirahat 17.45 - 18.15 Yana K.M. (Rusia) 18.15 - 20.30 Istirahat 20-30 - selesai Tirakatan diparagani Paguyuban Purnomo Sidi Pusat Surakarta, menutup tahun 2011 dan membuka tahun 2012 dan Sesaji Negari, diiringi santiswaran dari Kemuning, Wayang Kulit lakon "Ruwatan Sudamala" dengan dalang Dwiyono (Solo).
Info ini saya dapatkan dari panitia penyelenggara melalui jejaring sosial FB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H