Mohon tunggu...
Jumari (Djoem)
Jumari (Djoem) Mohon Tunggu... Seniman - Obah mamah

Hidup bergerak, meski sekedar di duduk bersila.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Cublak Suweng"

14 Juli 2011   20:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:40 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_122745" align="aligncenter" width="275" caption="Permainan Cublak Suweng"][/caption]

Dari judulnya sudah bisa di tebak ya isinya. Pernah dengarkan lagu dolanan anak-anak tersebut? Lagu ini tidak sekedar lagu, tetapi lagu yang memiliki ragam permainan. Kalau teman-teman yang baru belajar di Amerika nih pasti udah dengar permainan lagu di sana yang berjudul "Truth Or Dare", kalau orang Jawa punya lagu ini. Bahkan permainan di lagu ini lebih banyak, ada tahap mengejek-ejek juga, sehingga bermainnya lebih ramai. Permainan ini bisa dilakukan minimal 5 orang, awal mula kita Hompimpa, nah bagi yang kalah harus duduk menunggik, kemudian tangan teman-teman yang menang di letakkan dipunggungnya sembari menyanyikan lagu ini:Cublak-cublak suweng,suwenge teng gelenter,mambu ketundhun guter,pak empo lera-lere, sopo ngguyu ndhelikake, Lagu tersebut dinyanyikan bersama dengan menggilirkan satu kerikil ke telapak teman-teman yang di letakkan dipunggung tadi. Setelah 1 putaran selesai baru kerikil berhenti dan disebunyikan. Nah, bagi yang duduk menungging tadi di suruh menebak, siapa yang bawa kerikil. menebak siapa yang memegang kerikil. Sembari menunggu jawaban, mereka tetap menyanyikan lanjutan lagu tersebut, yaitu:Sir-sir pong ndhelik kopong,sir-sir pong ndhelik kopong. Sambil menunjukkan tangan dalam posisi digenggam ke orang yang menebak. Awas bagi yang menebak jangan sampai salah, kalau salah maka dia harus menjadi penebak lagi. dan jika masih salah lagi, bisa-bisa dihukum berlari mengelilingi tempat bermain, sambil di kasih suport dan ejekan. Setahun lalu saya mengaransemen ulang lagu ini, sebenarnya sih ini untuk ujian akhir teman saya. Berhubung dia sudah dapat ijasah, dan saya diijinkan untuk share garapan ini makanya aku share di sini. Lagu ini murni saya sendiri yang aransemen, dari pemilihan alat musik, aransemen lagu, alur nada, yang ga adalah penanggungjawaban karya waktu presentasi di depan dewan penguji karya. Berdasar permainan tadi, maka nuansa kekanak-kanakan dalam penggarapan lagu ini. Ceria, sedih, sepi, nglangut sendiri, berhamburan dan ricuh. Suasana itu mencoba saya transfer ke dalam nada hasilnya silahkan dengarkan sendiri. Sebenarnya aransemen ini berdurasi sekitar 15 menit karena tuntutan ujian kekaryaan untuk S1, tetapi di sini dari hasil rekam manual saya edit ulang menjadi 9.41 menit kalau ga salah.Apa sih sebenarnya makna lagu tersebut? Dari dulu saya juga mencari artinya. Katanya sih lagu ini diciptakan oleh Sunan Kalijaga (kebenarannya saya ragu). Dan syair awalnya adalah sebagai berikut:

Cublak suweng suwengira, sigelenter mambu ketundhung mundhing, empak empong lira-liru, iyeku swasananta, mlebu metu ingaran lira-liru, ing suwung kang mengku ana, mungguh sajroning ngaurip. Secara garis besar diartikan sebagai berikut: manusia hidup mesti ada nafas yang keluar masuk, karena manusia itu bodoh seperti kerbau, karena tidak dapat melihat semua tadi padahal sudah jelas ada, ada yang tidak kelihatan (tampak), padahal nafas itu ada di dalam tubuh manusia. Maaf saya tidak bisa menguraikan secara filolopi, bukan ranah saya. Ternyata lagu yang selama ini kita kenal di masa kanak-kanak ini mengandung arti yang dalam.  Paling ga lagu ini mengajak kita untuk senantiasa mengingat nafas kita yang setia menemani hidup kita. Semoga bermanfaat dan selamat mendengarkan, maaf berhubung kucoba berulang kali gagal terus, terpaksa aku tautkan, yang berkenan mendengarkan tolong klick di sini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun