Tempat nongkrongnya para sopir truk, sebuah kedai remang-remang menjajakan aneka makanan, dari sayuran, nasi, minuman, dan lauknya yang komplit. Ada juga lho tempe yang bisa bikin ketawa. Masih suasana malam yang sama, musik dangdut pantura menghiasi tiap kedai remang, membuat suasana meriah dan memanjakan telinga-telinga para sopir. Bergelas-gelas kopi setia menemani di sela canda para sopir dan penghibur kedai.
"Tumben abang traktir kita makan disini." Tanya seorang wanita yang rajin merangkul manja si Sopir.
"Berkah jalan dik cantik." Jawab si sopir sambil mencubit janggut wanita tersebut.
"Berkah jalan atau jatah istri kedua? hahahaha." Tawa lepas dari kedua bibir wanita tersebut.
"Jatah pungli. Hahahaha." Jawab si Sopir sambil ketawa juga.
"Pungli, hahahahaha."Sahut cewek satunya sambil ketawa lebar.
"Pungli itu bang, Punggung linu, hahahaha." Tambahnya dan makin bertambah lebar pula ketawanya.
"Pungli itu, pulang-pulang sudah linu semua. hahahahha." Teman ceweknya menjelaskan memecahkan genderang malam yang sepi.
"Salah dik." Jawab si Sopir.
"Hahaha, abang mau buat-buat kata yah?" sahut si cewek.