Pendidikan merupakan sebuah proses perubahan dari yang tidak tahu apa-apa menjadi tahu apa-apa, adanya perubahan perilaku, dan perubahan pola pikir.
Proses perubahan ini tidak terjadi secara instan, ini diperlukan proses yang panjang yakni proses pembelajaran yang didapatkan dari Pendidikan formal atau nonformal.
Inti pembelajaran ini tentu saja adanya kesatuan sistem, elemen dan faktor-faktor pendukung yang dilibatkan dalam proses tersebut.Â
Berjalannya proses pendidikan dan pembelajaran ini bisa mengacu kepada trilogi ajaran KH. Dewantara yakni Ing ngarso sung tulodho (di depan menjadi teladan), Â Ing madya mangun karso ( di tengah membangun motivasi/ semangat) dan tut wuri handayani ( di belakang memberi dorongan )
Dari trilogi KH Dewantoro tersebut bisa dipahami bahwa inti dari proses pendidikan adalah adanya sebuah bentuk karakter yang diharapkan yakni suatu karakter mulia dan berbudi pekerti luhur.
Apa yang bisa didapatkan dari proses pendidikan. Formal atau non formal.
Banyak hal yang dihasilkan dari berjalannya proses pendidikan, yakni :
1. Mendapatkan ilmu dan bertambahnya ilmu
2. Membentuk karakter yang berbudi pekerti luhur
3. Membentuk jiwa-jiwa kompetitif yang menjunjung tinggi keberagaman.
Mendapatkan ilmu bisa melalui otodidiak atau  belajar sendiri. Namun untuk mendapatkan. Pendidikan karakter tentu saja dengan pendidikan resmi yang sudah terbangun di setiap jengkalnkehiduapan.
Yang utama dilakukan adalah pendidikan karakter, ketika suatu bangsa dengan para penduduknya berkarakter buruk atau bobrok, tentu saja proses pendidikan ini gagal.
Seperti yang diungkapkan oleh yusuf bin Al Husein  yakni "Dengan mempelajari adab. Maka engkau akan memahami ilmu"
Selanjutnya dalam Min Washaya Al Ulama Lithalabatil Ilmi, yakni :
"Ilmu tanpa adab seperti apa tanpa kayu bakar dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh.
Dua hal tersebut sangat berkaitan sehingga ilmu tanpa adab akan menghasilkan ilmu yang tidak bermanfaat.
Sehingga kedudukan adab sangat utama dalam perilaku sehari-hari.
Oleh karena itu bagi seorang guru yang merupakan sosok yang digugu dan tiru, tentu saja dalam hal ini guru harus bisa mengikuti ajaran trilogi pendidikan yang dicanangkan oleh KH.Dewantara.
1. Guru sebagai  guider atau penunjuk jalan bagi siswanya. Dalam hal ini guru harus bisa menjadi suri tauladan siswa-siswinya, sebagai role model atau panutan siswa-siswinya. Guru sebagai inspirator yang memberikan inspirasi-inspirasi positif bagi siswa-siswinya.
2. Guru sebagai fasilitator yakni guru sebagai pemberi fasilitas, dan bimbingan, arahan, tempat bertanya atau tempat berdiskusi terhadap siswa-siswinya.
3. Guru sebagai motivator, Â pendorong atau pemberi motivasi kepada siswanya untuk bergerak maju dalm mencapai apa yang dicita-citakan.
Kondisi-kondisi tersebut tentu saja  dibangun dengan modal yang harmonis yakni keseimbangan ilmu dan adab