Mohon tunggu...
juju juriyah
juju juriyah Mohon Tunggu... Guru - Penulis sastra dan nonsastra, guru man 3 Cirebon peraih juara menulis tingkat internasional maupun nasional.

Hobi menulis sebagai tempat untuk berbagi dan tempat mengungkapkan ide/gagasan/pendapat dan perasaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Akhirnya Intelektualitas Sepadan dengan Perubahan

2 Agustus 2023   11:56 Diperbarui: 2 Agustus 2023   12:01 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pixabay.com/kangbch

Sungguh naif, karena dengan diamku.

Sangakamu aku kalah.

Sungguh teledor.

Karena dengan senyumanku

Sangkamu, aku tak peka.

Mungkin aku ingin mengatakan bahwa kamu kurang cerdik.

Karena,

Bahasa verbalmu yang terus bergerak cepat seperti kereta api.

Dan,  bunyinya tetap sama,

Semakin lama semakin membosankan,

bahkan mengganggu karena kebisingan yang kau timbulkan.

Sebenarnya itu yang menjadikanmu lengah.

Kamu terlalu sibuk untuk bunyi peluitmu,

Kamu terlalu fokus untuk relmu.

Sehingga kamu tidak tahu.

Adalah aku.

Yang selalu memodifikasi bentuk kereta itu,

Mengganti peluitmu yang membosankan,

menjadi bunyi yang menyenangkan.

Membawa suasana tentram dan nyaman.

Dan,

pada akhirnya intelektualitas sepadan dengan perubahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun