Berdegup jantung ini.
Melintasi jalan nan seakan sepi ini.
Entah mengapa aku merasa jalan ini begitu sepi.
Walau kadang kujumpai pejalan kaki yang lain.
Aku berjalan sendiri.
Melangkah meuju tempatmu.
Aku tahu untuk mendatangimu ada hal yang perlu ku persiapkan.
Ada syarat yang harus kupenuhi.
Mendatangimu bukan gratis.
Bukan tanpa harga.
Karena aku tahu, tempatmu berharga.
Setelah sekian lama ku berjalan.Â
Akhirnya ku melihat rumahmu.
Beberapa langkah lagi aku pun sampai di depan rumahmu.
Dan aku aku pun menjumpai yang lain duduk di depan rumahmu.
Aku sudah sampai di pintumu.
Sudah kau buka pintumu.
Kau hanya berkata
"Tunggullah."
Tanpa kau persilahkan masuk.
Ternyata bukan hanya sampai di tempatmu.
Hingga aku bisa menjadi bagianmu.
Ada hal yang harus dilewati lagi.
Tetap ku harus menunggu.
Sampai pada titik di mana memang aku pantas.
Pantas untuk menjadi bagianmu.
Aku duduk bersama yang lain.
Sama-sama menunggu.
Sama-sama menanti.
Sama-sama berharap.
Berharap menjadi yang pantas.
Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H