Malam yang hening ini.
Malam di bulan  yang penuh maghfiroh ini.
Ku bersimpuh pada-Mu yaa illahi.
Tuhan yang Maha Perkasa.
Rabb yang menguasai langit dan bumi.
Di suatu waktu kadang masih terasa begitu terhimpit hidup ini.
Begitu sulit aku melangkah.
Lalu kuingat sebuah kalimat suci dari orang suci.
Itu bisa karena dosa-dosamu.
Aku tertunduk malu.
Aku terdiam membisu.
Aku pun bangun di tengah malam sunyi ini.
Aku memohon ampunan-Mu Yaa Illahi.
Air mata ini mengalir bak banjir yang tak terelakan.
Sesak tangis mengisak lirih bersama kata-kata sesal yang keluar dari mulutku ini.
Ampuni aku Tuhanku
Aku yang banyak dosa ini
Aku yang penuh kealpaan ini
Aku yang mudah sekali tersesat.
Dan betapa aku begitu malu,
karena dengan kasih sayang-Mu, dengan rahmat-Mu semua seakan seperti angin yang tanpa wujud.
Dirimu sembunyikan keburukanku, hingga tak seoranpun melihat
Dirimu pasang tabir agar aku selalu nampak begitu sempurna.
Aku berjalan dengan bangga.
Aku pun berkata dengan begitu lantang.
Di atas semua karunia-Mu.
Bagaimana aku tak beryukur atas semua itu.
Ampunilah aku Tuhanku.
Bimbinglah aku dengan hati yang selalu bersyukur pada-Mu.
Tuntunlah aku selalu dalam petunjuk-Mu.
Tuhanku yang Maha Baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H