pasir menderu terbawa angin di gurun
angin mengepak-epakan sayapnya tuk membawanya melintasi angkasa
namun sang pasir tiada mampu terangkat ke sana
berputar di atas fatamorgana tanpa bergeming menjauh
sayapnya semakin lelah tuk menggandengnyaÂ
terkikis tipis dan hilang bersama tenggelamnya matahari di sore hari
berganti dengan warna malam yang kelabu mengabu-abu
mengeluarkan hembusan-hembusan dingin tanpa di temani matahari dengan cahayanya
berdatangan suara malam yang menukik sepiÂ
reflektor bersinergi mengeluarkan suara gema dalam gurun malam ini
tertangkap dalam kabut keganasan rasa
yang menyergap bak anak panah arjuna menembus hati srikandi
tiada bisa menghindar dan limbung bersimbah keringat dalam dingin
bersama sedimentasi aeolis berbaring menghiba
suara tiada keluar terhalang endapan-endapan debu yang melingkari malam
terangsak menggema tanpa bunyi di pita suara
diam seakan tiada energiÂ
lumpuh rasa hilang asa dalam minus empat derajat celsius
Ditemani kaktus yang membisuÂ
namun tak mampu kupegang
mendekat akasia dengan tatapan beku yang melingkar pilu
akhirnya terduduk diam tanpa perburuan waktu
lelah menghadang dengan hunusan pedang angin malam
membeku dan terdiam
menunggu sang surya membuka tabir gelap yang menyelubung
bagaikan pasir-pasir menyelubungi gerbil danÂ
mengabaikan meerkat nan cantik menawan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI