Mohon tunggu...
juju juriyah
juju juriyah Mohon Tunggu... Guru - Penulis sastra dan nonsastra, guru man 3 Cirebon peraih juara menulis tingkat internasional maupun nasional.

Hobi menulis sebagai tempat untuk berbagi dan tempat mengungkapkan ide/gagasan/pendapat dan perasaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sadarku

10 November 2022   20:53 Diperbarui: 10 November 2022   21:02 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku tertunduk mata ini memandang bumi yang diam kala kupijak.

Dia begitu pasrah meski perkasa.

Dia tanggung apapun yang bersandar padanya.

Dia begitu bijak, menghampiri yang kelelahan akan bisingnya dunia.

Ku berjalan dengan indah.

Ditemani sepoi angin nan sejuk melenggangkan angan.

Kumerasakannya masuk menyusuri setiap pori-pori kulitku.

Setia menghibur hati nan kalut akan rumitnya dunia.

Senyumnya membawaku seakan bermimpi bulan madu.

Seperti menikmati cita dalam genggaman.

Aku dikagetkan akan suara gemuruh guntur.

Menyeruak bawah sadarku.

Menyadarkanku akan perjalanan yang sudah cukup jauh.

Dan aku masih bermimpi, sedang dunia ini nyata.

Membuka mataku untuk melihat yang sudah tak samar lagi.

Kulihat hitamnya hitam dan putihnya putih.

Kuteliti dengan perih, akan nyata yang menyakitkan.

Kala hati tersadarkan, kala jiwa meronta akan harap.

Harap yang tak kunjung menghampiri, harap itu terus bermain-main di sana.

Di angan yang tak tersimpati, di maya yang jauh dari empati.

Aku kini bangun dan berdiri lalu berjalan.

Ku kan tinggalkan semu itu, kutinggalkan maya itu.

Dan aku tak mau bermain-main lagi.

Karena pengelihatanku sudah cukup jelas kini.

#DokJay

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun