Aku hanya diam sambil mengangkat bahuku pura-paura tidak tahu apa-apa. Prihatin juga rasanya saat kulihat geraknya yang menentang jalur lintas alami. Begitukah ...Ketika manusia terus berpura-pura menjadi yang terbaik.
Aku melangkah menuju tempatku, di sini di bangku tempat dudukku yang sederhana. Aku mulai mengerjakan tugas-tugasku, tanggung jawabku. Setiap pekerjaan aku selalu melaksanakannya dengan cermat dan teliti jangan sampai keluar dari jalur-jalur.Â
Aku selalu membaca dan mempelajari hal-hal baru untuk selalu mengupdate pola pikirku dan meningkatkan kinerjaku. Aku banyak belajar dengan menelisik ilmu, mendekatinya, mengenalinya lebih dalam sebagai rujukan-rujukan kebenaran.Â
Dengan ilmu semua bisa dikerjakan dengan baik dan mendapatkan hasil yang sempurna. Tapi selalu ku sering mendapatkan hal-hal yang kadang tidak aku mengerti di lingkungan pekerjaanku ini.Â
Banyak pegawai-pegawai yang lain yang hanya bisa mencari-cari kesalahan orang lain, membicaraknnya seperti dialah yang terbaik. Kalau sudah begini aku hanya bisa menunduk malu dan merintih pilu akan jiwa yang merana karena ketidakmampuannya.Â
Aku kadang takut aku terpeleset melakukan hal yang sama seperti mereka karena aku juga manusia, yang sering lupa dan alpa. Dalam rasa yang ada di sudut hati yang terdalam. Akhirnya meluncur kata dalam sadar dan ikhlas kalimat istighfar menghiasi bibir ini.Â
Mengharap ridhomu ya Illahi. Mengharap petunjukmu, memohon perlindungan dalam dunia yang fatamorgana dan banyak tipu daya ini.
#DocJay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H