Mohon tunggu...
juju juriyah
juju juriyah Mohon Tunggu... Guru - Penulis sastra dan nonsastra, guru man 3 Cirebon peraih juara menulis tingkat internasional maupun nasional.

Hobi menulis sebagai tempat untuk berbagi dan tempat mengungkapkan ide/gagasan/pendapat dan perasaan.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi

Halal Bihalal, Perlukah Dipertahankan?

15 Mei 2022   13:57 Diperbarui: 15 Mei 2022   13:58 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halal bihalal merupakan suatu kebiasaan yang sudah ada sejak lama sampai sekarang  di Negara kita.

Di awal masuk sekolah,  kami semua mengadakan halal bihalal, karena dalam setahun kebersamaan kami tentu saja banyak hal-hal yang mengakibatkan sakit hati atau bisa menjadi pengalaman yang buruk.

Pelaksanaan halal bihalal dilaksanakan setelah kami mengadakan briefing.  Kami berkumpul di lapangan dan saling bersalam-salaman untuk saling bermaaf-maafan.

Rasa kangen juga bahagia bisa bertemu dengan teman-temen dan siswa-siswi di sekolah membuat kita antusias untuk memulai lagi melaksanakan kewajiban mengajar dan  belajar.

Acara Halal Bihalal di sekolah kami  berlangsung khidmat.

"Perlukah halal bihalal dipertahankan?" merupakan salah satu kalimat sambutannya yang dilontarkan oleh Bapak kepala sekolah MAN 3 Cirebon Bapak H,Imron Rasyadi, M. Ag, dalam moment halal bihalal.

"Halal bihalal memang seharusnyalah dipertahankan karena dalam kegiatan tersebut adanyaa nilai kebaikan yaitu saling memaafkan dan silaturahmi, hal tersebut  tertuang dalam  al-Quran dan Hadist tentang silaturahmi dan bermaaf-maafan." Lanjut Belau.

Dokpri
Dokpri

 Setelah selesai halal bihalal di sekolah, kami  berangkat silaturahmi untuk mengadiri undangan beliau  ke rumahnya untuk melanjutkan halal bihalal yang diselenggarakan oleh beliau.

Dokpri
Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun