Kepada masyarakat ia mengharapkan apa yang telah dibuat oleh mahasiswa ini tidak hanya sebatas kegiatan KKN berlangsung, tetapi harus serius jika ingin menjadikan produk tersebut menjadi produk unggulan desa.
Disela-sela penyampaian materi, Yulianto sempat bergurau kala mengomentari produk arang briket. " sekarang kan arang briketnya terbuat dari batok kelapa dan sekam padi, nah kedepannya tolong dibuat arang briket dari tulang ikan biar unik " katanya mengundang gelak tamu undangan.
Menanggapi penyampaian Yulianto terkait harapanya agar produk ini dapat menjadi produk unggulan desa, Renny Rakhmawati R. Badar selaku Analisis Kebijakan Ahli Muda DPMD memberikan secercah harapan. Ia katakan pihak DPMD siap mendukung dan membantu jika ingin dibentuk IKM desa. Â
Mewakili kelompoknya Anton Yordan sampaikan, bahwa produk mereka memang belum dilakukan penelitian dan uji produk secara mendalam. Mereka baru bisa membuat secara manual. Karena keterbatasan yang ada dan juga waktu yang singkat.
" Kami juga ingin lakukan uji lab, namun selalu tak sempat karena beberapa hal " katanya.
Untuk arang briket baru dilakukan perbandingan nyala bara dan ketahan pembakaran dengan arang biasa dari kayu. Dari segi nyala bara arang briket batok kelapa lebih menyala dibanding sekam padi.
Sementara dengan arang biasa sama. Hanya saja dari segi lama pembakaran arang briket lebih tahan lama. Satu balok ketebalan 2 cm bisa tahan hingga 2 jam. Tidak mengeluarkan api saat dihembus atau dikipas.
Arang briket dari sekam padi mampu bertahan hingga kurang lebih 1 jam. Sedangkan arang biasa hanya mampu bertahan selama beberapa menit kemudian menjadi abu. Saat dikipas akan mengeluarkan asap yang banyak dan rentan menimbulkan api.
Selanjutnya, produk yang dilaunching hari ini akan dipamerkan pada tanggal 19 Agustus di Stadion mini Universitas Palangkaraya selaku tuan rumah, dan tempat penutupan KKN Kebangsaan tahun 2022.
Penulis : Akel                                          Â
Editor : Juhriyansah