Lantas Adal bergegas berlari ke arah Limah. Merangkulnya. Tubuh mungil itu menjadi penyangga untuknya. Dia membilas luka Limah dengan air. Memandang muka maknya yang menahan rasa perih.
Keheningan malampun mulai menyergap. Adal tak memejamkan mata. Batinnya merasa terluka malam itu. Ia tak kuasa melihat penderitaan Maknya.
Sejak kejadian itulah, anak laki-laki tersebut tiap kali melihat sandal , ia segera memungutnya.
Di pagi buta tangan kecil pucat itu memungut sandal jepit kumal yang dikiranya tak bertuan. Dia malah dituduh mencuri. Sekarang nasib Adal harus senyap di balik jeruji besi. Melawan dingin dan rasa rindu untuk Mak tercinta.
Telah dimuat di Serambi Indonesia