Mohon tunggu...
jufriyanto
jufriyanto Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mas Juff

Tajam Berpikir Lembut Berdzikir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wanita dalam Pusaran Media

30 Maret 2023   16:29 Diperbarui: 30 Maret 2023   16:31 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Iklan yang mengklaim "kulit putih lebih menarik daripada kulit hitam" dikembangkan bukan melalui reproduksi kekuatan yang menindas, melainkan melalui reproduksi kreatif. Individu didefinisikan, diproduksi, dan diproduksi oleh pemasaran, seperti wanita cantik berkulit putih dan pria normal yang menyukai wanita kulit putih.

Stereotip terkait erat dengan seks dan gender, yang merupakan gagasan sosiologis yang mengacu pada pemisahan kualitas psikologis dan peran sosial antara laki-laki dan perempuan berdasarkan anatomi gender (jenis kelamin). Seorang wanita, misalnya, direpresentasikan memiliki karakter yang sangat baik ketika dia menjadi ibu rumah tangga atau istri yang baik (seperti dalam iklan minyak goreng), tetapi seorang pria memiliki karakter yang baik ketika dia adalah seorang individu di dunia yang lebih luas.

Masyarakat umum di mana pun, termasuk Indonesia, masih menganggap laki-laki di sebelah kiri (aktif, beradab, logis, dan pandai) sedangkan perempuan di sebelah kanan (pasif, dekat dengan alam, emosional, kurang cerdas). Iklan yang membakukan sosok wanita ideal menunjukkan bagaimana mata pria (lebih lanjut nanti) membangun wanita berdasarkan impian mereka tentang "wanita seksi atau menarik". Model perempuan dijadikan objek untuk mewujudkan visi tersebut, sedangkan laki-laki adalah pembuatnya. Tidak hanya dalam periklanan, tetapi juga di media seni, stereotip oposisi biner menempatkan perempuan pada posisi yang kurang menguntungkan. Stereotip tentunya sangat merugikan bagi perempuan yang bekerja tidak hanya di bidang periklanan tetapi juga di bidang seni. Namun, tidak seperti media komersial iklan, media seni juga dapat digunakan untuk mendobrak stereotip. Berbeda dengan media komersial iklan di media, kita mungkin menemukan rasa kebebasan dalam media seni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun