Mohon tunggu...
Jufran Helmi
Jufran Helmi Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Surga yang Tak Dirindukan

28 Juli 2015   21:06 Diperbarui: 11 Agustus 2015   21:14 9440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ketika Pras dewasa, takdir membawanya bertemu seorang bayi yang bernasib malang. Bayi itu baru saja lahir dari seorang ibu yang ingin bunuh diri. Ibu itu bernama Meirose (dimainkan oleh Raline Shah yang cantik). Walaupun sudah pernah gagal bunuh diri, ibu bayi itu masih saja mencari jalan untuk mati. Rasa peduli Pras pada bayi tak berdosa yang diberinya sendiri nama Akbar menguasai Pras. Spontan, tergeraklah hatinya untuk menyelematkan sang bayi yang tidak berdosa itu dengan cara menikahi sang ibu, Meirose. Pras sendiri padahal sudah punya istri yang sangat ia sayangi, cantik, sholehah, dan setia, bernama Arini (dimainkan Laudya Cyinthia Bella yang juga cantik). Padahal, tidak ada masalah rumah tangga Pras dan Arini. Mereka hidup bahagia, berjanji saling setia, dan ingin membangun rumah tangga surgawi bersama anak lima tahun mereka yang pintar, Nadia.

Intinya, Pras membuat sebuah keputusan  yang sangat nekat. Dengan keputusan itu berarti ia akan memulai sebuah drama kehidupan yang  tak terbayangkan sebelumnya, yaitu p-o-l-i-g-a-m-i.  Ada istri kedua yang pasti akan membakar hangus jiwa istri pertamanya, Arini. Ada pula anak orang yang tak jelas ayahnya namun tak boleh dibiarkan bernasib sama dengan dirinya.

Dramatis sekali memang.

Dari sisi karya sinematography, film ini saya nilai sangat bagus. Ada dua tokoh sentral Pras dan Arini . Di dalam film ini, saya tidak dapat menebak yang mana satu yang dijadikan tokoh protagonis atau hero. Di kebanyakan film, protagonisnya langsung bisa ditebak, di film ini sepertinya dibuat kabur. Pokoknya ada dua tokoh utama. Penonton pilih sendiri protagonisnya sesuai selera masing-masing.  Pras dan Arini dieksplorasi secara berimbang dan proporsional. Ekplorasi kedua  karakter ini saya nilai berhasil.

Ferdi Nuril dan Laudya Cynthia bermain sangat bagus dalam memerankan karakter masing-masing. Akting mereka nyaris sempurna. Gugupnya, takutnya, marahnya, cemburunya, semua persis seperti dalam keluarga poligami.  Saya heran dari mana mereka belajar berpoligami karena saya dengar mereka menikah saja belum.

Raline Shah yang memerankan tokoh Meirose, menurut saya, juga lumayan bagus. Hanya saja, tokoh Meirose ini kurang dieksplorasi emosi-emosinya. Seharusnya, istri keduapun tak kalah serunya bertarung dibanding istri pertama dalam menghadapi masalah rumah tangga poligami.

Tapi, dari segi content saya cukup geleng-geleng kepala.

Keputusan Pras menikahi Meirose cepat-cepat itu jelas keputusan yang sangat gopoh, terkesan tidak masuk akal. Harus secepat itukah? Keputusan itu dibuat tanpa sempat berunding terlebih dulu dengan Arini atau setidak-tidaknya memberi tahunya  walaupun melalui telepon. Meirose, tanpa usul periksa, langsung saja percaya dengan Pras.  Apapun penilaian orang atas keputusan Pras itu, intinya Pras diam-diam telah menikahi Meirose tanpa sepengetahuan Arini.  Walaupun semua resiko harus ia tanggungnya dunia akhirat, keputusan dan cara yang ditempuh Pras menurut saya adalah cara yang buruk. Tujuanya mulia tapi caranya kurang mulia.

Terjadinya pergulatan demi pergulatan batin setelah keputusan poligami itu tentunya natural. Memang demikianlah adanya. Rumah tangga monogami saja penuh pergulatan apatah lagi poligami. Saya maklum kalau Pras mengalami dillema ketika menyusun strategi bagaimana menceritakan perkawinan kedua yang telah terlanjur dibuatnya ini kepada Arini atas desakan Meirose. Ia sendiri sedang dalam tekanan pekerjaan, Arini sendiri sedang dalam suasana duka karena kematian ayahnya yang juga apengamal poligami yang salah.

Saya juga mafhum kalau Pras mengalami kebingungan luar biasa ketika Arini akhirnya tahu juga pernikahan itu sebelum ia sempat memberitahu. Arini jelas kecewa dan marah. Itu pun terjadi di dalam realitas, bukan hanya dalam fiksi.

Konflik yang bertambah besar dan semakin komplikated itu juga wajar. Kalau tidak demikian, penonton tentu akan pulang. Pergulatan demi pergulatan hubungan segitiga Pras, Arini, dan Meirose dibuat susul menyusul. Pergulatan mencapai puncaknya ketika Arini akhirnya 'terpaksa' rela menerima takdir Tuhan bahwa ia harus hidup berpoligami demi masa depan anaknya. Sampai di sana cukup bagus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun