Buat apa kita berbicara kekayaan alam, jika jiwa kita jadi  menampakkan kengerian dan ketidak percayaan. Seolah-olah kita hidup  dalam parade Negara utopia yang penuh kepura-puraan.
Semua telah amblas. Janji politik tak akan mampu mengembalikan tujuan kita bernegara.
Janji manusia tentu tak menyamai janji Tuhan. Janji Tuhan pasti.  Setidaknya kita masih percaya. Karena mempercayai sesuatu diluar  diri-Nya sudah absurd.
Kebohongan tetap miliki potensi untuk nyata. Semakin besar nilai janji, potensi untuk berbohong terbuka lebar.
Manusia hanya merencanakan, Tuhan yang menentukan. Tuhan sebagai Yang  Kuasa pasti selektif menentukan rencana manusia. Manusia saja berhak  menentukan kualitas sesamanya. Terlebih Tuhan sebagai pencipta.
Untuk apa saya menulis ini? Saya sendiri tak tahu. Bingung. Mungkin  juga khawatir tak dianggap. Saya menulis tanpa data. Tanpa teori paten.  Saya lebih percaya rasaku. Karena saya berpikir!
Buton Utara, 25/02/2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H