Mohon tunggu...
Judith Brenda
Judith Brenda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Komunikasi Kesehatan?

18 November 2017   01:06 Diperbarui: 18 November 2017   01:22 1937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Tidak hanya aktivitas fisik, aktivitas mental pun dapat mempengaruhi kesehatan. Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi peningkatan awareness terhadap kesehatan adalah komunikasi. Komunikasi merujuk pada proses pertukaran informasi dimana proses ini melibatkan pertukaran makna antara pihak komunikator maupun komunikan. Komunikasi kesehatan merupakan sebuah studi yang memanfaatkan strategi komunikasi dalam pemberian informasi dan mempengaruhi keputusan individu maupun kelompok untuk kepentingan meningkatkan kesehatan. Komunikasi kesehatan juga berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap, maupun tindakan yang berhubungan dengan upaya menjaga kesehatan. Kemampuan untuk mempengaruhi menjadikan komunikasi kesehatan sebagai bagian dari komunikasi persuasif. Komunikasi kesehatan dengan pendekatan persuasif  biasanya dilakukan dalam bentuk kampanye, promosi, dan lain-lain. Hal ini dilakukan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan pencegahan penyakit-penyakit yang berpotensi membahayakan kesehatan.

Dalam komunikasi kesehatan, ada istilah level of impact. Istilah ini merujuk pada tingkatan dampak dalam komunikasi kesehatan yang terbagi menjadi 5 tingkatan. Tingkatan pertama adalah individu. Individu merupakan target dasar yang dapat dipengaruhi terkait dengan kesehatan. Komunikasi dapat mempengaruhi individu untuk merubah perilakunya yang terkait dengan peningkatan kesehatan. Tingkat kedua adalah jaringan sosial. Hubungan yang dibangun individu-individu dalam kelompok akan memiliki dampak yang cukup signifikan bagi kesehatannya. Program komunikasi kesehatan dapat menyasar opinion leader dalam sebuah kelompok untuk kemudian menyebarkan informasi tersebut kepada kelompok. Seorang opinion leader biasanya memiliki power dan kecenderungan lebih untuk didengarkan oleh orang-orang di dalam kelompoknya. Tingkat ketiga adalah organisasi. Organisasi cenderung lebih formal dengan struktur yang jelas. Sebuah organisasi dapat mengupayakan komunikasi kesehatan melalui kebijakan yang mengarahkan individu untuk berubah pada perilaku tertentu. Tingkat keempat adalah komunitas. Pengaruh komunitas kurang lebih sama dengan bagaimana organisasi mempengaruhi anggotanya. Tingkatan terakhir adalah masyarakat. Masyarakat secara keselutuhan dapat mempengaruhi perilaku individu termasuk di dalamnya norma, nilai, sikap, budaya, dan sebagainya.

Komunikasi kesehatan berperan dalam menentukan status kesehatan masyarakat. Dalam ranah yang lebih luas, komunikasi kesehatan bahkan berperan penting dalam meminimalisasi masalah kesenjangan terkait kesehatan yang biasanya dialami pada penyandang disabilitas, orang-orang dengan kemampuan baca tulis rendah, keterbatasan bahasa, status ekonomi sosial rendah,dan kelompok dengan stigmatisasi tertentu di masyarakat (HIV, obesitas, gangguan jiwa). Selain itu, komunikasi kesehatan juga memiliki beberapa peran penting yang diungkapkan oleh Centers for Disease Control and Prevention sebagai berikut:

  • Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan masalah kesehatan dan solusinya
  • Mempengaruhi persepsi, kepercayaan, sikap, dan norma sosial
  • Tindakan cepat
  • Menunjukkan atau mengilustrasikan keterampilan
  • Menunjukkan manfaat dari perubahan tingkah laku
  • Meningkatkan permintaan akan pelayanan kesehatan
  • Memperkuat pengetahuan, sikap, dan perilaku
  • Menyangkal mitos dan mispersepsi tentang kesehatan
  • Menjadi pemersatu hubungan antar anggota organisasi
  • Advokat bagi mereka yang memiliki permasalahan kesehatan
  • Munculnya komunikasi kesehatan dilatarbelakangi oleh masyarakat Amerika yang tidak peduli kesehatan. Setelah perang dunia ke-2, kesehatan mulai menjadi perhatian masyarakat. Pada awalnya pula, dokter hanya mengandalkan logika pendek atau common sense saja. Logika pendek dianggap lebih mudah dipahami orang tanpa membutuhkan pakar atau ahli untuk menerjemahkannya. Dengan pengetahuan umum ini, orang-orang dianggap langsung dapat menentukan tindakan kesehatan tanpa memerlukan riset dan pemahaman yang mendalam.
  • Teknologi, informasi dan komunikasi yang telah berkembang pesat ternyata dibalap oleh pengetahuan yang semakin meningkat pula. Pengetahuan yang semakin meningkat justru cenderung membuat manusia semakin susah untuk taat pada instruksi. Hal ini menyebabkan komunikasi kesehatan membutuhkan sebuah strategi untuk mengubah perilaku kesehatan manusia mengingat persoalan kesehatan pun semakin meningkat.
  • Pada 2 dekade terakhir, telah ditemukan cara paling efektif untuk mengubah perilaku orang mengenai kesehatan. Salah satunya adalah pada tahun 90-an ada sebuah pendidikan kesehatan untuk mengubah perilaku yang basisnya adalah bukti-bukti ilmiah seperti hasil riset yang menunjukkan pentingnya kesehatan. Riset ini merupakan kolaborasi antara ilmu psikologi dengan ilmu komunikasi karena melibatkan perubahan perilaku yang diharapkan. Integrasi dari berbagai macam ilmu berperan penting dalam menciptakan sebuah strategi komunikasi kesehatan yang lebih komprehensif dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun