Mohon tunggu...
Judith Brenda
Judith Brenda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tantangan dalam Literasi Kesehatan

10 November 2017   15:24 Diperbarui: 10 November 2017   15:42 3088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENGAKSES MEMAHAMI DAN MENGAPLIKASIKAN PESAN KOMUNIKASI: TANTANGAN DALAM LITERASI KESEHATAN

Saat ini terpaan informasi kesehatan sangat besar karena akses yang sangat mudah, ketidakterbatasan informasi, dan ketersediaan media. Informasi kesehatan menjadi tidak efektif apabila penerima pesan tidak memiliki level literasi kesehatan yang cukup untuk mengakses informasi, memahami apa yang dikomunikasikan melalui pesan kesehatan tersebut, dan bagaimana mereka mengaplikasikannya ke dalam kehidupan mereka. Kurangnya skill literasi menyebabkan inequality dan sering digunakan oleh mereka yang memiliki power untuk mempertahankan status dan posisi. Pengertian lain dari literasi adalah terkait dengan problem solving & reasoning, read write and speak in English

Pada tahun1990, seorang profesional kesehatan mendefinisikan bentuk baru dari literasi kesehatan yang memiliki efek besar terhadap kesehatan masyarakat. Kemudian ada definisi lain yang mengartikan literasi kesehatan sebagai kemampuan pasien membaca treatment/ instruksi, materi kesehatan, maupun pengaplikasian asuransi. World Health Organization mendefinisikan literasi kesehatan sebagai skill kongnitif dan sosial yang menentukan motivasi maupun kemampuan individu untuk memperluas akses, memahami, dan menggunakan informasi yang didapatkan serta mendukung untuk maintain kesehatan. Dalam perkembangannya, pengertian tersebut tidak lagi terbatas pada individu terhadap individu, namun juga individu terhadap komunitas.

Selain itu, literasi media juga berperan penting dalam literasi kesehatan karena informasi kesehatan disampaikan melalui banyak media/ saluran yang berbeda. Literasi media diartikan sebagai kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan memproduksi komunikasi dalam bentuk media yang bervariasi. Orang-orang dengan tingkat literasi media yang rendah menjadi tidak maksimal dalam menahan pesan2 kesehatan yang tidak akurat-- mendorong mereka untuk mudah percaya dan mengadopsi perilaku2 yang tidak sehat. Sedangkan mereka dengan tingkat literasi tinggi akan lebih kritis untuk memproses informasi, menguji validitas pesan yang disampaikan di media.

THE IMPACT OF LOW HEALTH LITERACY (LHL)

Meningkatkan rasa malu, mengurangi level pengetahuan kesehatan, komunikasi pasien yang buruk, perilaku kesehatan yang buruk, budget besar.

Shame, Stigma, Denial: Orang dengan LHL malu dengan keadaan mereka, tidak mau mengakui dan berusaha untuk menyembunyikannya. Mereka juga malu untuk mengakui bahwa mereka mengalami LHL bahkan kepada pasangan maupun anak2nya. LHL menyebabkan ketakutan, rasa malu, kurangnya rasa percaya diri, dan selalu merasa minder. Konsekuensinya adalah orang2 dengan LHL akan menghindari berurusan dengan sistem perawatan kesehatan agar tidak ketahuan bahwa mereka LHL. Orang-orang dengan LHL memiliki pemikiran bahwa "THEY MIGHT THINK IM A BAD PERSON" apabila mereka mengakui kondisi kesehatan maupun LHL mereka.

Poor Patient/ Provider Communication: Orang dengan LHL kurang mampu untuk menjelaskan kondisi mereka thd tenaga medis dibandingkan dengan orang dengan High Health Literacy (HHL).  Kegagalan ini disebabkan karena orang dengan LHL merasa tidak pasti dan tidak aware terhadap jumlah informasi yang seharusnya mereka berikan atau bahkan mereka tidak menyadari perlunya untuk terbuka atas informasi2 tertentu. Konsekuensinya adalah orang-orang dengan LHL beresiko untuk didiagnosa secara tidak tepat. Orang-orang dengan LHL tidak aware terhadap tanda-tanda tubuh yang menunjukkan adanya gejala penyakit tertentu.

Limited Knowledge and Understanding: Meningkatkan persepsi yang salah tentang kesehatan dan obat2an. Tidak percaya treatment.

Unhealthy Behaviors and Poor Treatment Adherence (Ketaatan)

Adverse Health Outcomes: Alasan2 diatas mengantarkan pada fakta bahwa semua akibat diatas menyebabkan perilaku yg tidak sehat, kerentanan thd penyakit, dan hasil kesehatan yang buruk.

Peningkatan Biaya Perawatan Kesehatan dan Tingkat Rawat Inap

Meskipun orang dengan tingkat melek kesehatan yang rendah mungkin secara pribadi mengalami dampak buruk dari situasi mereka, namun masyarakat lainlah yang menanggung sebagian besar beban finansial untuk peningkatan biaya merawat orang dengan tingkat melek kesehatan yang rendah. Kelebihan biaya yang disebabkan oleh orang dengan tingkat melek kesehatan yang rendah diperkirakan mencapai $ 8 sampai $ 15 miliar per tahun untuk biaya rumah sakit dan $ 130 sampai $ 173 miliar untuk semua biaya langsung dan tidak langsung (Allen, 2000). Perkiraan lain oleh National Academy on Aging Society menunjukkan bahwa antara $ 35 dan $ 73 miliar "terbuang" setiap tahun karena melek kesehatan yang rendah (Kilker, 2000).

LITERASI KESEHATAN MELALUI KOMUNIKASI KESEHATAN

Orang dengan tingkat melek kesehatan yang rendah mungkin lebih membutuhkan promosi kesehatan dan upaya pencegahan penyakit yang diakibatkan oleh tingkat kelangkaan yang lebih tinggi, karena penyakit ini dapat memberikan kontribusi terhadap persepsi rasa malu dan stigma, komunikasi pasien / pemberi layanan yang buruk, pengetahuan kesehatan yang terbatas, dan hasil kesehatan yang buruk. Sayangnya, sangat menantang untuk mengelola intervensi komunikasi kesehatan dengan orang-orang yang memiliki keaksaraan kesehatan rendah karena kemampuan membaca mereka yang terbatas membuat mereka sulit mengakses, memahami, dan menerapkan banyak pesan komunikasi kesehatan. Oleh karena itu, karakteristik literasi, kebutuhan, dan hambatan literatur sasaran harus dipertimbangkan saat mengembangkan, menerapkan, dan mengevaluasi program komunikasi kesehatan jika program ini berhasil.

Memahami Audiens

Audiens dengan segmentasi LHL akan lebih mudah dicapai dengan saluran interpersonal dan multimedia daripada media cetak. Profesional di bidang kesehatan juga harus lebih concern terhadap audiens dengan stigma dan denial. Orang2 tsb harus diyakinkan bahwa keterbukaan terhadap kondisi kesehatan merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya kondisi kesehatan yang lebih buruk lagi dan segalanya akan lebih mudah apabila pasien tidak denial terhadap keadaan dirinya. Budaya juga menjadi salah satu hal yang mempengaruhi bagaimana seseorang memproses pesan kesehatan dan bagaimana penerapannya dlm kehidupan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun