Mohon tunggu...
Judikamar
Judikamar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Masakan Seorang Guru: Kreativitas yang munculkan Nasionalisme

7 Agustus 2016   21:15 Diperbarui: 7 Agustus 2016   21:42 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto bersama ibu Sekjen Kemendag, Ibu Walikota Jambi, & para Juri

Ungkapan sederhana yang dikatakan oleh Ibu guru sembari melihat ke arah murid-muridnya. Pada prinsipnya semua peserta melakukan yang hal yang sama menyajikan masakan daerahnya namun yang berbeda bagaimana kreasi dan inovasi. Salah satu yang menjadi menjadi daya tarik adalah mereka memperkenalkan makanan pokok di luar beras.

Disini diajarkan untuk tetap membudidayakan rasa kuliner nusantara dengan lebih “mem-pop” kan tampilan saat disajikan. Sehingga nantinya apa yang dimasak akan berbeda dengan restaurant atau hotel yang rata-rata menyajikan menu yang relatif monoton. Murid-murid yang ikut menyaksikan diharapkan setelah lulus mencontohkan prestasi dan kreasi yang telah dilakukan oleh guru mereka ini.

Mungkin pesan dari guru tersebut terdengar sederhana, tetapi yang dikatakannya teraplikasikan melalui masakan modifikasi dari engkak yang biasanya dipotong namun digulung membuat orang terkejut saat memakannya serta jus layer dimana dalam 1 gelas terdapat layer dari wortel, sirsak, nanas, dan buah naga.

Penulis melihat bahwa apa yang disampaikan dapat menjawab fenomena yang terjadi sekarang ini. Bukan saja dari rasa, tetapi dari tampilan dan warna yang disajikan memanjakan mata dan bisa di pamerkan di media sosial. Sehingga ini menjadi satu potensi baru dalam mempromosikan kuliner nusantara yang populer. Pantas jika SMK ini mendapatkan peringkat pertama pada lomba ini.

foto bersama ibu Sekjen Kemendag, Ibu Walikota Jambi, & para Juri
foto bersama ibu Sekjen Kemendag, Ibu Walikota Jambi, & para Juri
Jangan diartikan nasionalisme sebagai antipati dengan kuliner negara lain, namun lebih kepada melihat potensial pangan disuatu daerah, dikembangkan, diolah, dan dengan bangga kita dapat menyajikannya dan mengabadikan identitasnya sebagai masakan Indonesia. Inilah Nasionalisme.

Hal ini sejalan dengan tujuan Pameran PPN PDN diselenggarakan  untuk  memotivasi  generasi  muda  agar  dapat  meningkatkan kecintaan  dan  kebanggaan  terhadap  produk  dalam  negeri  melalui  visualisasi,  serta  peragaan produk-produk unggulan nasional yang berkualitas baik itu potensi makanan daerah ataupun potensi sumber daya lainnya.  

Potensi  sumber  daya  alam  di  daerah  yang  belum  diolah  bisa  lebih dikembangkan sehingga dapat meningkatkan perekonomian daerah. Dengan demikian, wirausaha baru yang kompeten juga bisa bertumbuh dan tercipta lapangan pekerjaan serta dapat memajukan Indonesia nantinya.  

Seperti kata Soekarno, revolusi belum selesai, sampai sekarang pun belum, namun  kita tidak perlu takut tergerus selama masih mengembangkan Indonesia, salah satunya melalui makanan. Diharapkan kedepannya dapat membuat program-program lainnya yang dapat ikut menggerakan potensi dan memicu rasa bangga dan cinta terhadap produk Indonesia.

Ragam masakan peserta
Ragam masakan peserta
Ayo tunjukkan nasionalisme mu mulai dari makananmu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun