Ungkapan sederhana yang dikatakan oleh Ibu guru sembari melihat ke arah murid-muridnya. Pada prinsipnya semua peserta melakukan yang hal yang sama menyajikan masakan daerahnya namun yang berbeda bagaimana kreasi dan inovasi. Salah satu yang menjadi menjadi daya tarik adalah mereka memperkenalkan makanan pokok di luar beras.
Disini diajarkan untuk tetap membudidayakan rasa kuliner nusantara dengan lebih “mem-pop” kan tampilan saat disajikan. Sehingga nantinya apa yang dimasak akan berbeda dengan restaurant atau hotel yang rata-rata menyajikan menu yang relatif monoton. Murid-murid yang ikut menyaksikan diharapkan setelah lulus mencontohkan prestasi dan kreasi yang telah dilakukan oleh guru mereka ini.
Mungkin pesan dari guru tersebut terdengar sederhana, tetapi yang dikatakannya teraplikasikan melalui masakan modifikasi dari engkak yang biasanya dipotong namun digulung membuat orang terkejut saat memakannya serta jus layer dimana dalam 1 gelas terdapat layer dari wortel, sirsak, nanas, dan buah naga.
Penulis melihat bahwa apa yang disampaikan dapat menjawab fenomena yang terjadi sekarang ini. Bukan saja dari rasa, tetapi dari tampilan dan warna yang disajikan memanjakan mata dan bisa di pamerkan di media sosial. Sehingga ini menjadi satu potensi baru dalam mempromosikan kuliner nusantara yang populer. Pantas jika SMK ini mendapatkan peringkat pertama pada lomba ini.
Hal ini sejalan dengan tujuan Pameran PPN PDN diselenggarakan untuk memotivasi generasi muda agar dapat meningkatkan kecintaan dan kebanggaan terhadap produk dalam negeri melalui visualisasi, serta peragaan produk-produk unggulan nasional yang berkualitas baik itu potensi makanan daerah ataupun potensi sumber daya lainnya.
Potensi sumber daya alam di daerah yang belum diolah bisa lebih dikembangkan sehingga dapat meningkatkan perekonomian daerah. Dengan demikian, wirausaha baru yang kompeten juga bisa bertumbuh dan tercipta lapangan pekerjaan serta dapat memajukan Indonesia nantinya.
Seperti kata Soekarno, revolusi belum selesai, sampai sekarang pun belum, namun kita tidak perlu takut tergerus selama masih mengembangkan Indonesia, salah satunya melalui makanan. Diharapkan kedepannya dapat membuat program-program lainnya yang dapat ikut menggerakan potensi dan memicu rasa bangga dan cinta terhadap produk Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H