Ketiga, gaya belajar kinestetik. Anak dengan tipe belajar kinestetik sangat senang dengan kegiatan membongkar-pasang, menyentuh sesuatu dan melakukan sendiri (learning by doing). Indera peraba anak kinestetik sangat peka dan cenderung ingin mencoba segala hal. Selain itu anak kinestetik juga senantiasa bergerak untuk menjangkau sesuatu yang menarik perhatiannya dan sering tidak bertahan lama jika memiliki mainan, Â karena rasa penasaran untuk membongkar
dan memasangnya.
Keempat, gaya belajar campuran yaitu, anak biasanya tidak hanya memiliki satu gaya belajar tertentu. Namun ia bisa belajar dengan dua gaya belajar sekaligus; kinestetik-visual, auditorial-visual, kinestetik-auditorial atau bahkan ketiganya.
Pengenalan gaya belajar anak ini dapat dilakukan dalam pertemuan-pertemuan awal. Data yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk pembuatan materi yang nantinya dapat ditampilkan sesuai dengan gaya belajar anak-anak tersebut. Hal ini juga dapat digunakan untuk memetakan pembagian kelompok anak-anak dalam proses pembelajaran. Kelompok anak yang  memiliki gaya belajar sama akan dapat memudahkan pengajar dalam mengkompilasi materi.
Pembatasan jumlah anakÂ
Pembatasan jumlah dalam pjj untuk anak usia dini mutlak diperlukan, sebab anak perlu mendapatkan penanganan secara personal, sehingga jumlahnya harus sangat minim. Itupun tetap memperhatikan gaya belajar dan kondisi anak secara personal, diantaranya cepat dan lambatnya anak dalam menerima pengetahuan baru. Hal tersebut penting agar tidak mempengaruhi mood belajar anak. Sehingga menurut saya semakin kecil jumlah anak  dalam satu sesi pembelajaran, situasinya akan menjadi sangat ideal. Â
Tidak hanya berorientasi pada materi yang ingin disampaikan, tetapi perasaan yang sedang mereka alami.
Sebagai pengajar PJJ anak usia dini, hal penting yang perlu adalah mendapat penerimaan dari anak yang diajar. Tanpa hal tersebut anak tidak akan bersedia duduk manis di depan layar dan melakukan aktifitas yang diminta. Meski pendamping memaksa. Karena anak usia dini sangat jujur dalam mengungkapkan perasaan yang ia miliki. Suka atau tidak. Bahkan beberapa kali saya dengar di awal pertemuan, anak didik istri saya mengungkapkan bahwa ia pengin diajar oleh guru sebelumnya, padahal belum pernah mengikuti pembelajaran dengan istri saya.
Setelah beberapa kali pertemuan, baru merasa nyaman belajar bersama istri  saya. Bahkan dalam beberapa kali pertemuan berikutnya,  saya cermati anak tersebut semakin bersemangat dan menunjukkan perkembangan berarti.
Resepnya sederhana, istri saya selalu membuka dengan dialog dengan anak tersebut dan menampilkan apa yang mereka nikmati. Istri saya menggunakan berbagai aplikasi digital yang banyak tersedia di internet dengan beragam tawaran menarik. Â Baik yang berbayar maupun dapat diunduuh secara gratis.
Menyajikan materi interaktif dan menantang
Rasa ingin tahu, merupakan hal penting dan sangat membantu pengajar PJJ sebenarnya. Sebab setidaknya ketika anak terpancing terhadap sesuatu, ia akan bergairah dalam mengikuti proses dan menjalankan instruksi yang diminta. Sehingga hal yang diperlukan adalah mencari tahu atau menggali hal-hal yang menarik minat anak secara personal.