Poinnya, untuk merasa terluka, itu memang benar-benar ada begitu banyak cara. Tinggal pilih mau terluka dengan cara apa. Tetapi menghidupi rasa terluka, itu juga ternyata melukai. Mengekalkan kenangan dengan penderitaan. Membuat hidup tambah perih. Menurunkan imun yang memudahkan covid menyerang. Amit-amit deh!
Padahal saya punya banyak kesempatan untuk membuat luka itu menjadi bahan tertawaan. Seperti orang bilang, orang yang bahagia itu adalah orang yang bisa mentertawakan dirinya sendiri. Lucu saja, kenapa saya bisa terluka. Melewatinya, bahkan masih hidup hingga hari ini. Caranya, saya perlu melihat kembali kenangan luka itu dengan berbagai cara dengan kacamatanya. Mungkin saja bisa, tetapi saya juga tetap ingin tetap bahagia jika akhirnya harus kembali menangis.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H