Di awal saya mengatakan bahwa semua bisa dan banyak yang menginginkan dirinya adalah pengendali. Pusat dari keriuhan. Itu tidak mungkin terjadi jika ia tidak eksis. Pandemi, bisa menjadi tema menarik untuk digarap bagi eksistensi tersebut. Membangkitkan kemarahan, Adrian Paleka sudah merasakan ganasnya. Atau membangkitkan kesadaran berbagi, maka dunia maya dibanjiri dengan postingan-postingan yang penuh acara-acara kemanusiaan. Berbagi sembako satu diantaranya.
Berbagi pun  ternyata tetap menarik untuk diadili. Kemudian ada yang bikin gerakan, tidak memfoto penerima bantuan, cukup bantuannya saja.  Bahkan sebagai negara yang relijiyus, isu surga pun menjadi pisau analisa. Ada yang bilang, kasih bantuan tidak perlu dipamerkan ke mana-mana. Itu hanya akan menutup pintu surga baginya. Hal ini menarik menurut saya. Bahwa berbagi bantuan bagi sebagian kalangan adalah bentuk keimanan, tetapi bagi sebagian lainnya, itu hanya strategi bagi sebuah eksistensi. Jadi memang bukan surga yang dia mau, tapi like, follow dan subscribe. Kita tinggal pilih sreg yang mana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H