Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengajar Sambil Ngeblog

11 Mei 2020   08:00 Diperbarui: 11 Mei 2020   08:01 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bisa saja menemui siswa saya dalam satu kelas dalam waktu bersamaan, tetapi ruang tempat mereka itu suasananya berbeda. Padahal, tawa itu menular. Meet atau zoom, belum sepenuhnya dapat menjembatani hal ini.

Keadaan kini memaksa siapa saja beradaptasi. Bagi guru ada banyak hal yang harus dipelajari. Mulai dari memanfaatkan teknologi. Memilih teknologi yang tepat sesuai dengan materi. Menghadirkan materi tersebut dengan menarik, agar siswa bersedia belajar. Mengevaluasi materi tersebut dengan tetap mempertimbangkan kejujuran siswa. 

Proses-proses ini tidak bisa dilakukan bertahap, tetapi secara bersamaan. Berat, tetapi ini tantangan yang suka atau tidak harus diselesaikan oleh guru.

Bicara persoalan dan tantangan, tidak akan pernah selesai. Meski tidak menyelesaikan banyak hal dari persoalan yang ada. Saya berpikir untuk membuat dan melakukan beberapa hal. Sebagian sudah terealisasi tetapi sebagian masih menjadi gagasan di kepala. Setidaknya saya sudah berpikir solutif.

Proses belajar di kelas, merupakan proses interaksi, dialog guru siswa adalah kekuatan utamanya. Sehingga saya pikir perlu membangun interaksi virtual yang menekankan pada proses dialog. 

Meet dan zoom, menjawab kebutuhan tersebut. Tetapi, adakalanya siswa perlu memperdalam mandiri, apa yang sudah disampaikan dalam tatap muka. Maka memberi materi tertulis dengan pendekatan dialog saya rasa cukup membantu.

Saya mengunduh beberapa aplikasi komik  dan membuat beberapa materi dengan model itu. Bukan pada komik dan karakternya focus saya, namun  pada dialog antar karakter komik yang merupakan isi materi. 

Bagi anak-anak, menghadirkan materi dalam bentuk komik sudah menjadi kejutan tersendiri, terlebih gurunya yang membuat. Meski ada juga yang protes, karena tokoh favoritnya digunakan dengan penggambaran yang menyimpang. 

Paling tidak ini sudah menggelitik, dan materi pelajaran saya menjadi perhatian. Bahan lucua-lucuan, mungkin, tapi menurut saya itu juga awal yang baik.

Sebagai kompasianer, saya ingin terus mengasah kemampuan menulis dan menajamkan perasaan pada isu-isu di sekitar. Di sisi yang lain, posisi saya sebagai guru harus menyampaikan materi. 

Tatap muka di kelas, tidak memungkinkan sementara ini. Sehingga saya pikir, menghadirkan materi dalam bentuk tulisan memungkinkan dilakukan. Pertama, blog saya akan terisi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun