Memang membahagiakan melihat siswa tertawa lepas karena bahagia telah lulus sekolah. Berhasil melewati satu tahapan, Â barangkali tahapan terpenting. Karena pada masa ini, masa SMA, adalah masa mereka mencari dan mulai menemukan jati diri.Â
Sementara saya bahagia, karena telah menjadi bagian dari penggalan hidup orang-orang hebat nantinya, dan sukses menghantarkan mereka ke gerbang kehidupan selanjutnya.
Tetapi tanpa melihat ekspresi dan tawa lepas, bukan berarti saya tidak menemukan ganti kebahagiaan tersebut. Siswa-siswa saya ternyata memiliki caranya sendiri yang tidak terduga untuk membuat saya, gurunya, tetap merasakan pancaran kebahagiaan mereka. Beberapa diantara mereka menulis chat yang panjang ke saya.Â
Padahal, saya juga tahu, nilai menulis mereka tidak terlalu baik. Tetapi secara ekspresif mampu menggambarkan kebahagiaan dan terimakasihnya yang tulus pada kami, gurunya. Mengejutkannya lagi, beberapa diantara mereka, adalah siswa yang di mata kami ; bermasalah. Ketika membacanya, entah mengapa, mata saya berkaca-kaca.
Tuhan selalu membukakan jalan, bagaimana saya menemukan kebahagiaan, kekuatan dan keberartian, di tengah pandemi sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H