Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengajar dengan Metode Piramida Terbalik

16 Juli 2019   07:30 Diperbarui: 16 Juli 2019   07:33 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa teman sejawat mengeluh, siswa di kelasnya sulit sekali konsentrasi. Setelah beberapa menit mendengarkan, siswanya cenderung "asik sendiri." Faktanya memang demikian, sebagai guru, saya mengalami proses itu  semakin menjadi dari masa ke masa.

Fakta tersebut, dari literatur yang saya baca, mendapat penguatan. Prof Sudjarwadi dari UGM mengemukakan bahwa koleganya di AS berpendapat, kemampuan generasi milenial di AS berkonsentrasi hanya di kisaran waktu 18 menit. Itu hasil  kajian mereka  di perguruan tinggi. Sementara, pakar lain Robertus Budi Setiono, bahkan mengatakan hanya di kisaran 10 menit. Barangkali ini hasil observasinya pada siswa-siswa di Indonesia.

Bagi guru seperti saya, tentu ini adalah persoalan, sekaligus tantangan yang perlu dicarikan jalan keluar. Sebab, bagaimanapun juga siswa tetap perlu berproses berjam-jam di dalam proses pembelajaran, baik dalam ruang kelas maupun tidak. Namun konsentrasi, tetap hal yang diperlukan, agar transfer pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan  baik.

Berbagai metode pembejaran  di tawarkan untuk menjawab persoalan tersebut. Pemanfaatannya tergantung pada situasi, masing-masing  memiliki kelebihan juga kekurangan. Tidak ada satu metode pun ampuh digunakan dalam semua keadaan.

Sebagai guru yang juga mengajar menulis, saya tertarik dengan satu metode penulisan berita dalam sebuah karya jurnalistik. Metode piramida terbalik. Sebuah metode yang menyampaikan informasi terpenting ada di bagian pertama. Lantas berlanjut pada bagian-bagian tambahan. Seandainya pembaca atau pendengar  berhenti pada di menit awal, setidaknya ia tidak ketinggalan informasi.

Mengajar, memiliki kemiripan dengan hal tersebut. Terlebih di tengah daya konsentrasi yang cenderung menurun, sepertinya metode piramida terbalik dapat menjadi salah satu alternatif. Sehingga   siswa masih mendapat bagian terpenting dalam setiap proses mempelajari suatu materi pelajaran, seandainya konsentrasinya menurun.

Bacaan: 1, 2, 3, 4, 5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun