Ternyata urusan beginian bukan hanya soal hubungan antara manusia dengan manusia. Manusia dengan Tuhan juga begitu. Tetapi tetap, hal itu dijadikan modal bagi relasi manusia dengan manusia. Ingin dilihat paling taatlah, paling setialah, dan paling-paling yang lain.
Jadi "kedekatan" bukan lagi demi kepentingan hubungan manusia dan Tuhan itu sendiri, melainkan satu cara membangun kebanggaan. Menunjukkan eksistensinya. Biasanya yang suka memaksa menunjukkan eksistensi itu memang belum eksis. Ah, semoga saya keliru.
(Tulisan Pertama dari dua Tulisan)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!