Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Guru Keren Itu, Berani Menghadirkan Aktris Korea ke Depan Kelas

27 November 2017   16:36 Diperbarui: 27 November 2017   16:43 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan kali ini masih soal jadi guru di "zaman now" yang susah-susah gampang. Bagi guru yang baru saja lulus kuliah, mungkin jiwanya masih nyambung. Tetapi saya, yang meski oleh para alumni di bilang belum berubah dari zaman dulu, dalam banyak hal sudah nggak nyambung. Humor, salah satu metode yang bisa menjembatani gap antar generasi ternyata juga tidak selalu bisa jadi jembatan. Ada saja humor-humor yang tidak berhasil mengundang tawa, jadi garing. Padahal cerita humor yang saya ceritakan itu, jika saya ceritakan pada generasi saya, bisa jadi ketawanya nggak abis-abis. Coba, apa nggak ngeselin yang beginian?

Untuk menghadirkan tawa renyah saja, harus berjuang keras. Apalagi mengajarkan sesuatu yang membuat mereka jadi tidak sekedar tahu, tetapi paham. Perjuangannya bisa berlipat-lipat. Karena mengajar itu bukan soal menyampaikan materi, tetapi juga ada proses mengevaluasi materi yang sudah disampaikan. Belum lagi ditambah ada unsur pendidikan di dalamnya, jadi mesti mengkaji juga dari aspek nilai-nilainya bagi kehidupan. Pokoknya kompleks.

Persis sama seperti dunia medsos, anak-anak "zaman now" itu suka informasi yang sepotong-sepotong. Pendek-pendek. Mereka menghidupi dunia yang serba praktis. Jangan harap dapat menghardik mereka dengan pendekatan kekuasaan ; "gue guru loe murid, dengerin!" Bisa jadi kita dibully di medsos mereka, dan dijadiin memelucu.  Meski kita juga nggak tahu, siapa yang mereka maksud itu. Semuanya serba tersamar dengan menggunakan bahasa HTML ala mereka.

Menyiasati itu, saya bikin lucu-lucuan sekalian. Habis jika mau dibilang serius, modalnya pengetahuan pas-pasan. Mungkin saja ini menabrak pakem,tetapi selama masih dalam koridor konteks, masih bisalah ditolerir. Untuk menarik perhatian, adakalanya saya menghadirkan aktris-aktris Korea ke kelas, atau aktor kartun Jepang. Padahal modal saya pas-pasan, pengetahuan copy paste dan sedikit edit. Jadilah cerita sejarah dan pengajaran sejarah dalam bingkai komik actris Korea atau kartun Jepang, juga beberapa video pembelajaran. Sejauh ini sih masih pakai aplikasi gratisan. Lagi pula ini bukan usaha komersial.

gambar pribadi
gambar pribadi
Hasilnya, lumayan. Anak-anak bisa juga cengar-cengir tetapi tetap serius melihat dan mengerjakan yang saya tugaskan. Ada saja yang dalam hatinya mungkin bilang ; "ah guru gue norak." Tetapi biar saja, yang penting dapat menjembatani jiwa zaman yang terus bergerak. Karena yang menguatkan, ada saja yang bilang ; "bapak keren!" Ini semua, demi merebut perhatianmu nak!


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun