Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Menentukan Waktu yang Tepat untuk Menulis

18 Januari 2016   09:59 Diperbarui: 20 Januari 2016   13:02 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengin nulis, tetapi nanti aja deh, sekarang masih sibuk, tidak ada waktu! Nulis itukan butuh waktu yang tenang dan relaks, sehingga ide-ide dapat dengan mudah berdatangan. Saya sering mendengar ungkapan-ungkapan seperti itu dalam berbagai perbincangan. Bahkan ada yang bilang, nanti kalau pensiun dia akan menjadi penulis buku. Sementara, sekarang ia tidak pernah meluangkan waktu sedikit pun untuk menulis. Bahkan untuk selembar tulisan di buku harian sekalipun.

Saya juga berpikiran seperti itu, pengin rasanya berhenti bekerja, lantas fokus menjadi penulis. Karena dengan banyaknya waktu kosong, akan banyak tulisan yang saya hasilkan. Sebab sepertinya ide setiap hari selalu ada dan bertebaran. Sayang sekali jika itu tidak tertuntaskan. Karena kesibukan kerja, ide-ide besar itu hanya menjadi out line-out line tulisan saja. Waktu terbatas, itu kambing hitamnya.

Saya ini guru, dalam setahun punya dua kali libur panjang. Dalam seminggu, memiliki dua hari yang lumayan santai. Waktu-waktu itu sering saya agendakan untuk menulis. Menuntaskan ide yang sempat bersleweran. Tetapi antara keinginan dan kenyataan memang tidak selalu seiring sejalan.  Pada saat senggang, ternyata ide-ide itu terhenti. Saya mengalami kebuntuan. Saya tidak lagi menemukan getaran pada out line-outline tulisan yang masih berupa coretan itu. Menunggu senggang, ternyata terlalu lama, dan ide itu segera akan kehilangan greget-nya.

Di kala senggang memang ada banyak waktu, persoalannya kemudian juga ada, tidak ada ide untuk dituliskan.  Ternyata, banyaknya ide yang bermunculan itu karena ada interaksi secara social maupun dengan alam. Pada saat mata melihat banyak hal, saat itulah otak bekerja. Sebenarnya, di kala senggang bisa saja situasinya di kondisikan. Tetapi karena waktu senggang itu kita tunggu, kita pasif, maka otak juga ikut malas. Namun jika kala sengggang itu kita yang ciptakan, situasinya aktif, maka otak juga terus bekerja. Kala senggang yang diciptakan, bukan tergantung pada banyaknya waktu, tetapi ide apa yang hendak dituntaskan. Maka otak akan berhitung dengan cermat, dan dengan sendirinya akan secara cermat menggunakan waktu yang ada. Sehingga sesibuk apapun, akan selalu ada waktu.

Menulis, ternyata bukan tentang banyaknya waktu yang tersedia. Tetapi tentang menggerakkan tangan membuat coretan atau memainkan jemari di key board laptop atau komputer.  Menuangkan  apa yang ingin dituangkan, tanpa dibebani oleh beragam teori  kepenulisan. Ini tentang banyaknya latihan dan kedisiplinan untuk terus mencoba. Bukan produk instan yang kalau ada banyak waktu maka Anda pasti bisa jadi penulis, sama sekali bukan. Menunggu pensiun  baru menulis, Anda akan kehilangan banyak sekali waktu untuk belajar dan memulai. Jadi kapan waktu yang tepat untuk menulis ? Sekarang, tak ada jawaban yang lain ! @

 

Baca juga :

1.   Berproses menjadi penulis

2.   Menulis untuk hidup abadi

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun