Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Selamat Datang Orde Baru, Kami Merindumu!

23 Juni 2014   14:18 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:36 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Riuhnya pesta demokrasi tahun ini,suka atau tidak membuat saya mencermati beberapa fenomenanya. Satu diantaranya adalah, gejala menguatnya orde baru. Baik melalui slogan ‘jalanan’ ; piye kabare, penak jamanku to? Atau melalui para elit politik yang mulai merayu masyarakat dengan mengidentikkan mereka adalah bagian dari jaman tersebut. Tak lagi malu-malu, bahkan ada keinginan yang tegas untuk menjadikan penguasa orde baru itu sebagai pahlawan nasional. Ada banyak pro dan kontra, namun saya tidak ingin mengupas hal tersebut, saya hanya ingin mengungkapkan mengapa fenomena itu menguat!

Dulu ketika saya tinggal di kampong, saya memelihara beberapa ekor burung. Burung-burung itu saya tangkap dari alam, bertahun-tahun burung-burung itu saya pelihara. Jinak, tetapi kekokohan sangkar tetap saya jaga. Karena bukan tidak mungkin, apabila saya lengah burung-burung yang ada di dalamnya melenggang bebas. Meski makan, minum, kebersihan dan kehangatan sangkar saya jaga jamin. Setelah beberapa tahun, saya mulai bosan, selain itu ibu saya juga mempengaruhi. Beliau selalu mengatakan jika burung-burung tersebut akan lebih berbahagia jika berada di habitatnya. Hidup di alam bebas sebagai mahluk merdeka.

Atas rasa bosan dan dorongan ibu itulah, saya bebaskan burung-burung yang selama ini menjadi klangenan itu. Begitu saya lepas, burung-burung itu benar-benar menikmati kemerdekaannya. Mereka terbang, melayang, tanpa arah, tapi tak jauh dari tempat saya berdiri. Sekian lama, burung-burung itu hanya terbang berputar-putar saja.Dan anehnya, menjelang sore, burung-burung itu justru menuju ke kandang yang tergantung di tempatnya sejak semula. Sekian lama dibelenggu, burung-burung itu ternyata telah kehilangan kenikmatan menjadi mahluk yang merdeka.

Mengingat apa yang terjadi dengan burung-burung saya dulu itu, saya jadi memahami kenapa fenomena orde baru kini menguat. Euforia kebebasan setelah sekian tahun terkooptasi orde baru, ternyata membuat sebagian masyarakat kitatak menemukan arah yang jelas. Reformasi ternyata tak selalu berbanding lurus dengan kenyamanan, keamanan dan juga kesejahteraan. Kemerdekaan, tak punya nilai setelah segala bentuk jaminan dalam belenggu ternyata lebih nyaman. Ketergantungan pada majikan, membuat sebagian masyarakat tak lagi memiliki integritas. Dan barangkali inilah yang kini sedang terjadi. Sebab ternyata orde baru bukan hanya sekedar mengkungkung kebebasan berpendapat, berekspresi tetapi juga telah menghegemoni bagaimana masyarakat kita berpikir. Orde baru sukses membangun mentalitas khas masyarakat kita. Saya tak perlu mengatakannya seperti apa. Dalam diam akhirnya saya pun terpaksa berucap ; Selamat datang orde baru, kami merindumu! (sambil tersenyum kecut).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun