Mohon tunggu...
Jucky Antik
Jucky Antik Mohon Tunggu... -

aku adalah manusia bebas. Bebas dalam beragama, bebas dalam berfikir, bebas dalam berlaku, dan bebas dalam berekspresi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tentang Dua Tahun yang Lalu

11 Mei 2016   12:30 Diperbarui: 11 Mei 2016   12:32 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Juni 2014

Tidak ada yang lebih syahdu daripada kenangan masa lalu. Ini masih melanjutkan tugas keabadianku. Menyalin status fesbukku. hohoo

1 - Ada sesuatu yang aneh setelah kulihat wanita yang duduk di depanku. Kupikir sebentar-bentar, lalu aku ingat bahwa gadis itu adalah perempuan yang layak dicintai. *** Pernah sekali kulihat ia menangis, setelah menerima telepon dari keluarganya. Rambutnya lurus panjang dan hitam. Beberapa helai rambutnya menempel di pipinya. Ini efek air matanya yang tak diusap. Tanpa komandi tanganku maju ke depan, ingin membelai, ah bukan, yang kuingin hanya mengusap kesedihannya. ** Setelah beberapa kali berbincang, di seperti menghilang. atau karena aku yang tidak datang.

2 - Tanggungjawab. Hah! Sudah banyak sekali orang yang mengabaikannya.

5 - Meresapi doa. Seorang lelaki bersila menghadap pojokan kamar di pojok kamar. Tasbih tergenggam ringan di tangannya. Kertas bertulisan arab di depannya. Sepertinya dia sedang membaca kertas kusam itu. Suaranya lirih sekali, badannya bergetar kecil-kecil, lelaki itu sepertinya menangis, menangi dalam doa sederhananya.

8 - Senja merah. padamu cintaku/adakah yang lebih sesak daripada penantian/padanya yang hanya memberi sesal dan kebingungan/tidak ada yang bisa menyejukkan hati/kecuali doa. * padamu kasihku,yang selalu bingung karenanya/ada orang yang menyukai gunung/karena ketinggiannya, karena kesejukannya, karena kokohnya/burung pipit itu hanyaa memandangimu/dari lesung pipimu yang mungil. * "aku tidak punya lesung pipi" katamu/kau tidak sadar, senja merahku/ini hanya lobang kesengsaraan yang menganga/menunggumu untuk diberi butiran roti. * Suatu hari aku pasti mendatangimu/membawa pisau beracun. * Betinaku/tuhan tidak pernah bohong/Dia tidak pernah lupa. * Selamat tinggal manusia terpenjara

8 - Black twilaght. Don't touch me, please! Hey, bro, don't touch me! at least, we touch each other.

9 - Ngaji pagi. Karena ketidakikhlasan sering dijadikan alasan untuk tidak beramal lebih banyak.

10 - Hati yang sudah condong ke kanan (menyukai seseorang) susah diajari condong ke kiri (untuk mengabaikan rasa suka itu). Karena hati bukan pikiran dan logika. Sedang hati tidak pernah bohong. Tapi aada kan yang mempermainkan hati?

10 - Senja hitam. Sepasang kekasih itu saling menunggu menyatakan cinta. Lelakinya tak suka bicara, tapi sangat suka memandanginya. Perempuannya paling pintar memintal senyum manis. Pada suatu janji... Lelaki itu menanti kekasihnya sambil lalu menatap senja. Menanti senja hitam hingga tubuhnya menjadi batu. Sedang kekasihnya melihatnya penuh derai airmata, menetes ke tanah, kakinya tumbuh akar, tangannya muncul cabang-cabang. Perempuan itu menjadi pohon.

12 - cinta yang pergi sering meninggalkan rindu. teorinya cukup mendatangkan cinta baru. Sepertinya begitu.

14 - Sudah kubilang, ini hanya nostalgia masa berkabung.

15 - Roti hangat. Keberadaanmu seperti roti hangat di puncak gunung es. aku jadi takut kedinginan, takut kehilangan.

16 - Seperti ciuman pada dedaunan. Tidak memaksa, hanya menyapa dengan kesejukan. Bling! Kau datang tak bilang-bilang. Langsung di depanku dan minta nikah. Aku hanya tersenyum, karena senyum adalah bentuk wajah terindah.

21 - Hitungan cinta. Sepsang kekasih itu mulai menyepakati janji-janji masa depan. Tentang bayangan dan keinginan. Sayang, hitungannya tidak bagus. Mumpung bijinya masih mungil, tak usah disiram biar tidak tumbuh.

22 - Karena tetap rahasia. Masa depan tidak pernah suram. Kiranya itu pedoman awal. Walau kata peramal peruntungannya tidak bagus. Kita masih punya doa yang selalu siap dirapal.

23 - Dalam menyembah, merapal doa untuk mengubah.

3 - O... Kisah yang belum lengkap terpaksa jatuh tengkurap karena ramalan yang layak dimakan rayap masih saja dianggap mujarab. Malam-malam tangan Tuhan coba-coba kutangkap, karea Sia selalu tanggap pada hambanya yang sekarat./O... ini bukan meratap./O... kau yang sudah kuharap-harap./O... mengapa nafasku terasa pengap./O... Tuhanku yang hangat./O... aku coba merapat./O... diri, jadilah manusia selamat.

26 - Bukan ingin menjauh. Seperti orang yang melempar sauh, semakin jauh semakin bertalu. Lama takada kabar, di lain waktu sudah langsung melamar.

27 - Matikan hape, hidupkan hati. Tulisan di mesjid.

30 - Bukan puasa basa basi. Puasa bukan sekadar menahan lapar dan nafsu, tapi juga agar kita tahu seperti apa susahnya orang kelaparan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun