Mohon tunggu...
JUBAEDAH HARYANI
JUBAEDAH HARYANI Mohon Tunggu... Penulis - Blogger dan Penulis

Penulis eksploratif, inovatif, dan terbuka untuk ide-ide baru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah iPhone Jadi Lambang Status Sosial di Kalangan Gen Z

13 Januari 2025   13:21 Diperbarui: 13 Januari 2025   13:21 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggunaan iPhone dikalangan Gen Z (Freepik/thanyakij-12)

Dalam beberapa tahun terakhir, iPhone telah menjadi salah satu produk teknologi yang paling populer di dunia. Tidak hanya sekadar perangkat, iPhone kini sering diasosiasikan dengan status sosial, terutama di kalangan generasi muda atau Gen Z.

Tidak dapat dimungkiri, iPhone telah berhasil membangun citra eksklusif sejak pertama kali diluncurkan. Logo apel tergigit di bagian belakang perangkat sering dianggap sebagai simbol kemewahan dan prestise.

Di kalangan Gen Z, iPhone bahkan sering dipandang sebagai penanda seseorang berasal dari “kelas sosial tertentu” atau “anak hits”. Berdasarkan laporan CIRP, sekitar 22% pengguna iPhone berusia 18–24 tahun, sementara kelompok usia 25–34 tahun dan 35–44 tahun masing-masing menyumbang 27% dan 23%.

Angka ini mencerminkan betapa diminatinya iPhone di kalangan anak muda. Gaya hidup konsumtif dan keinginan untuk selalu mengikuti tren menjadi salah satu alasan utama tingginya angka pengguna iPhone. Selain itu, banyak dari mereka yang juga benar-benar menikmati fitur unggulan yang ditawarkan perangkat ini.

Keunggulan iPhone, seperti kualitas perangkat dan hasil foto yang jernih, menjadi daya tarik yang sulit diabaikan. Ditambah lagi, fitur eksklusif seperti iMessage dan AirDrop menciptakan rasa “eksklusivitas” yang membedakannya dari perangkat lain.

Namun, sisi lain dari popularitas iPhone juga tidak bisa diabaikan. Di lingkungan tertentu, kepemilikan iPhone menjadi standar sosial yang memicu tekanan untuk “menyesuaikan diri”. Hal ini dapat menyebabkan perasaan minder atau kurang percaya diri bagi mereka yang tidak memilikinya.

Peran media sosial turut memperkuat persepsi ini. Influencer dan selebritas sering memamerkan penggunaan iPhone mereka dalam unggahan glamor yang memengaruhi pola pikir Gen Z, mengaitkan iPhone dengan kemewahan, kesuksesan, dan gaya hidup modern.

Meski demikian, tidak semua Gen Z memiliki pandangan serupa. Sebagian dari mereka lebih memilih smartphone berbasis Android yang menawarkan fitur canggih dengan harga lebih terjangkau. Bagi sebagian orang, iPhone mencerminkan status sosial, tetapi bagi yang lain, perangkat ini hanyalah alat komunikasi.

Pada akhirnya, penting bagi Gen Z untuk tidak terjebak dalam tekanan sosial atau sekadar mengejar gengsi. Membeli sebuah produk, termasuk iPhone, sebaiknya didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan pribadi, bukan semata-mata demi mendapatkan pengakuan sosial.

Dengan begitu, setiap keputusan yang diambil akan lebih sesuai dengan prioritas dan kebutuhan pribadi, bukan karena tekanan untuk mengikuti lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun