Perempuan yang bekerja harus menjalankan dua peran sekaligus, yaitu sebagai profesional di tempat kerja dan pengurus keluarga di rumah.
3. Tekanan sosial
Keputusan perempuan sering dipertanyakan, terutama soal menikah, punya anak, atau memprioritaskan karier.
4. Diskriminasi di tempat kerja
Perempuan sering kali harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan pengakuan yang setara dengan laki-laki.
Harapan dan kolaborasi
Meskipun menghadapi banyak tantangan, perempuan mandiri tetap optimis untuk terus bermimpi besar. Rani, misalnya, bertekad untuk mematahkan stereotip dengan terus berprestasi.
“Kemandirian bukan berarti saya tidak membutuhkan laki-laki. Justru, saya ingin membangun hubungan yang saling mendukung dan melengkapi,” ujarnya.
Kolaborasi antara laki-laki dan perempuan dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif. Yang terpenting adalah saling menghormati dan mendukung, bukan saling bersaing.
Perempuan mandiri tidak hanya mempersiapkan diri untuk sukses, tetapi juga berkontribusi bagi masyarakat. Pada akhirnya, dunia membutuhkan lebih banyak perempuan hebat untuk menciptakan perubahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H