Apa sih retail therapy itu?
Pernah dengar istilah ini? Singkatnya, retail therapy adalah aktivitas belanja yang dilakukan untuk memperbaiki suasana hati agar merasa lebih baik. Menurut Forbes, inti dari retail therapy adalah bagaimana belanja bisa memenuhi kebutuhan emosional, bukan sekadar membeli barang. "Kita tahu bahwa perilaku belanja sering kali berkaitan dengan upaya memenuhi kebutuhan emosional yang mendalam", jelas Chris Gray, seorang Psikolog Konsumen yang juga dikenal sebagai Buycologist.
Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan, setiap orang punya cara masing-masing untuk melepas stres. Para pria biasanya memilih hobi seperti futsal, tenis, memancing, atau sekadar nongkrong di kedai kopi bareng teman. Sedangkan perempuan cenderung lebih suka kulineran, mampir ke kafe estetik, atau shopping!
Yup, shopping memang jadi aktivitas favorit banyak perempuan untuk melepas penat dan mencari hiburan. Entah itu belanja baju, sepatu, tas, aksesori, skincare, atau makeup, kegiatan ini sering membawa kebahagiaan instan.
Namun, meskipun belanja itu seru dan ampuh meredakan stres, penting banget untuk tetap melakukannya dengan bijak. Jangan sampai kesenangan sementara berubah jadi stres berkepanjangan gara-gara dompet jadi menipis atau tagihan kartu kredit membengkak!
Retail therapy, cara baru untuk healing?
Kalau kamu sedang merasa penat, burnout, atau capek banget sama rutinitas sehari-hari, wajar banget kalau ingin healing dengan sesuatu yang menyenangkan. Salah satunya, tentu saja, retail therapy. Membeli barang yang sudah lama diidamkan memang bisa memberikan rasa puas dan bahagia sesaat. Tapi ingat, ya, belanja berlebihan malah bisa bikin stres kalau keuanganmu tidak terkelola dengan baik.
Jadi, bagaimana sih cara melakukan retail therapy yang bikin bahagia tanpa merugikan diri sendiri? Apakah terapi ini benar-benar efektif untuk mengusir stres? Lalu, bagaimana caranya supaya tetap bijak saat melakukannya? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Kenapa belanja bisa jadi terapi?
Belanja sering dianggap sebagai terapi karena aktivitas ini bisa memberikan dopamine boost. Saat kamu membeli barang yang kamu suka atau sudah lama kamu inginkan, otak mengeluarkan dopamin, hormon kebahagiaan. Efeknya? Hati jadi lebih ringan!
Selain itu, memilih barang atau sekadar jalan-jalan di mal bisa jadi cara yang efektif untuk mengalihkan pikiran dari masalah yang sedang kamu hadapi. Meskipun hanya sementara, aktivitas ini cukup ampuh untuk mengurangi stres.
Menariknya lagi, saat belanja, kamu punya kontrol penuh atas apa yang dipilih dan dibeli. Rasa puas yang muncul bisa meningkatkan suasana hati. Namun, ingat, efek ini hanya sementara. Jika tidak bijak, kamu bisa terjebak dalam siklus belanja impulsif yang bikin kantong kering. Jadi, tetap hati-hati, ya!
Tips bijak melakukan retail therapy
1. Tentukan budget sebelum belanja
Jangan asal gesek kartu atau klik checkout. Tentukan dulu jumlah uang yang siap kamu keluarkan tanpa mengorbankan kebutuhan utama dan prioritas lainnya.
2. Beli barang yang benar-benar bermanfaat
Sebisa mungkin, belanjalah barang yang memang kamu butuhkan atau bisa digunakan dalam jangka panjang. Hindari membeli barang hanya untuk memuaskan hasrat sesaat.
3. Pilih pengalaman, bukan hanya barang
Saat stres, coba belanja hal yang lebih bermakna, seperti tiket konser, traveling, ikut kelas online, atau pengalaman seru lainnya. Pengalaman memberi manfaat yang lebih tahan lama dibandingkan barang fisik.
4. Hindari belanja saat emosi tidak stabil
Belanja saat marah, sedih, atau stres seringkali mendorong keputusan impulsif. Jika kamu sedang mengalami mood swing, sebaiknya tunggu hingga emosimu stabil. Jangan biarkan suasana hati yang kacau membuatmu membeli barang yang tidak diperlukan.
5. Pastikan tabunganmu tetap aman
Sebelum belanja, pastikan dana darurat dan tabunganmu tetap aman, ya! Jangan sampai niat awalnya belanja buat menghilangkan stres malah berubah jadi stres karena kehabisan uang atau punya hutang. Jadi, lebih bijak kalau kamu pakai dana yang memang sudah disiapkan sebelumnya khusus untuk self-reward.
Kalau kamu merasa butuh me time, tidak ada salahnya mencoba retail therapy. Namun, tetap selalu ingat untuk mengontrol diri dan tidak mengorbankan stabilitas keuanganmu.
Biasanya, kalau lagi stres, apa yang kamu lakukan? Pernah coba retail therapy? Apa barang pertama yang biasanya kamu beli untuk memanjakan diri? Yuk, ceritakan di kolom komentar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H