Mohon tunggu...
JUBAEDAH HARYANI
JUBAEDAH HARYANI Mohon Tunggu... Penulis - Content writer

Penulis eksploratif, inovatif, dan terbuka untuk ide-ide baru

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Surat Terbuka untuk Bapak, Terima Kasih Sudah Jadi Superhero dalam Hidup Kami

27 Agustus 2024   09:00 Diperbarui: 27 Agustus 2024   11:16 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar oleh: freepik/user1874445

Aku masih ingat dengan jelas, bagaimana setiap pagi bapak bangun lebih awal dari siapa pun di rumah ini. Saat matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya, bapak sudah siap berangkat bekerja. Aku masih kecil waktu itu, tidak paham kenapa bapak harus bangun sepagi itu. Aku hanya tahu, sepulangnya bapak selalu membawa senyum yang sama, meskipun lelah terlihat jelas di matanya.

Bapak, sang superhero tanpa jubah

Sejak kecil, bapak adalah superhero-ku. Bukan karena bapak bisa terbang atau mengangkat mobil dengan satu tangan, tapi karena bapak selalu ada di saat kami membutuhkannya. Bapak mengajarkanku cara naik sepeda tanpa terjatuh, mengajakku pergi main ke sawah dan juga mengajarkanku bahwa kegagalan adalah bagian dari perjalanan menuju keberhasilan.

Ketika aku mulai tumbuh dewasa dan menghadapi berbagai tantangan, bapak selalu menjadi pendengar terbaik. Saat dunia terasa kejam dan aku merasa tidak ada yang memahami, bapak ada di sana dengan kata-kata yang menenangkan. Bapak bilang, "Jangan takut gagal, karena dari kegagalan itu kamu akan belajar dan jadi lebih kuat". Kata-kata itu begitu sederhana, tapi selalu berhasil membuatku merasa lebih baik.

Pengorbanan yang tidak terlihat

Mungkin kita sering kali lupa bahwa di balik setiap keberhasilan kita, ada sosok yang diam-diam berjuang untuk kita. Sosok yang rela bekerja keras setiap hari tanpa kenal lelah dan tanpa banyak bicara tentang keluh kesahnya. Sosok itu adalah bapak.

Aku ingat betapa bapak sering pulang larut malam. Wajahnya tampak lelah, namun tetap tersenyum saat melihat kami masih menunggunya. Pernah suatu kali aku bertanya, "Bapak, kenapa bapak selalu bekerja keras?". Lalu bapak menjawab dengan lembut, "Karena bapak ingin kalian semua hidup lebih baik daripada bapak dulu”.

Saat itu, aku benar-benar tidak mengerti apa yang bapak maksud. Tapi sekarang, saat aku melihat kembali semua yang telah bapak lakukan, aku paham. Pengorbanan bapak bukan tentang uang atau harta, tapi tentang kasih sayang dan cinta yang tulus.

Momen-momen kecil yang berarti besar

Ada banyak momen kecil yang membuatku menyadari betapa berartinya bapak dalam hidupku. Seperti saat bapak dengan sabar mengajarkanku berhitung ketika aku masih kecil, meski aku terus-menerus membuat kesalahan. Ketika Bapak menggendongku di pundaknya saat aku tertidur di perjalanan pulang dari acara keluarga. Bapak selalu ada, selalu memastikan aku baik-baik saja.

Bapak, mungkin aku jarang mengucapkan ini, tapi aku sangat berterima kasih. Terima kasih sudah menjadi tempatku kembali saat aku merasa tersesat. Terima kasih sudah menjadi pendukung setia saat aku meraih impian-impian kecilku. Terima kasih karena selalu percaya padaku, bahkan saat aku meragukan diriku sendiri.

Belajar dari keteguhan bapak

Bapak mengajarkanku bahwa hidup tidak selalu mudah. Kadang kita harus jatuh untuk bisa bangkit lebih kuat. Bapak tidak pernah mengeluh tentang pekerjaannya, meski aku tahu kadang pekerjaan itu sangat melelahkan. Bapak selalu menunjukkan keteguhan hati dan keberanian yang luar biasa dan sangat ingin aku tiru.

Ketika bapak mengajarkanku mengendarai sepeda, beliau selalu berkata, “Tidak apa-apa jatuh, yang penting bangun lagi”. Ternyata, pelajaran itu bukan hanya tentang mengendarai sepeda, tapi juga tentang menghadapi kehidupan. Bapak, dengan cara yang sederhana, mengajarkanku untuk tidak pernah menyerah.

Mungkin ucapan terima kasih ini terlambat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun