Mohon tunggu...
JUBAEDAH HARYANI
JUBAEDAH HARYANI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan jurnalis di industri media

Penulis eksploratif, introspektif, inovatif dan terbuka untuk ide-ide baru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Marriage is Scary, Kenapa Semua Orang Membicarakannya?

24 Agustus 2024   18:18 Diperbarui: 24 Agustus 2024   18:20 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar oleh: freepik/Racool_studio

Belakangan ini, topik pernikahan sedang ramai dibicarakan di media sosial. Banyak orang yang belum menikah merasakan ketakutan dan kecemasan mendalam tentang pernikahan.

Kenapa sih banyak dari kita merasa begitu takut menghadapi komitmen seumur hidup ini? Mari kita gali lebih dalam mengapa “Marriage is Scary” sedang jadi bahan perbincangan hangat dan apa sebenarnya yang ada di balik ketakutan ini.

Pernikahan memang perjalanan panjang bagi setiap orang. Ketakutan yang kita rasakan bisa jadi motivasi untuk mempersiapkan diri lebih baik dan menjalani hubungan yang sehat dan bahagia.

Jika kita menikah dengan orang yang tepat, maka pernikahan seharusnya bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan, bukan menakutkan. Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan ketakutan ini begitu kuat?

Kenapa rasa takut terhadap pernikahan jadi topik yang banyak diperbincangkan?

Untuk memahami ketakutan ini lebih dalam, mari kita lihat beberapa alasan mengapa pernikahan sering dianggap menakutkan. Salah satu alasannya adalah kasus KDRT yang sering viral dan semakin memperkuat kekhawatiran tersebut.

Laporan berita dan video tentang KDRT sering kali memunculkan rasa takut bahwa pernikahan bisa menjadi tempat yang tidak aman, terutama bagi perempuan. Selain itu, meningkatnya angka perceraian juga menjadi alasan utama di balik ketakutan ini.

Banyak orang melihat pernikahan sebagai sesuatu yang rentan terhadap kegagalan, yang bisa membuat mereka takut untuk memulai komitmen seumur hidup. Kasus perselingkuhan yang kerap menghiasi headline berita juga menambah ketidakpastian tentang komitmen dalam pernikahan.

Dengan banyaknya cerita tentang ketidaksetiaan, tidak heran jika banyak orang merasa ragu untuk terikat dalam hubungan yang serius.

Tapi, apakah ketakutan ini memang beralasan?

Mari kita telaah lebih dalam. Meskipun banyak kasus pernikahan yang viral dan tampak problematik, ada banyak juga pernikahan yang berhasil dan bahagia. Banyak pasangan menikah dengan tingkat kepuasan tinggi dalam hubungan mereka, meskipun tantangan pasti ada.

Banyak dari mereka berhasil mengatasi masalah-masalah tersebut melalui komunikasi yang baik, terapi pasangan, dan dukungan dari komunitas. Pernikahan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan harus dipersiapkan dengan matang dan dijalani dengan komitmen yang kuat.

Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi ketakutan ini?

Lalu, bagaimana kita bisa mengatasi ketakutan ini dan mempersiapkan diri untuk pernikahan yang sehat? Berikut beberapa langkah yang bisa diambil: Pertama, pahami bahwa setiap hubungan memiliki tantangannya sendiri dan belajar cara menghadapinya adalah langkah awal yang penting.

Kedua, pendidikan mengenai pernikahan, hak-hak dalam rumah tangga, serta cara membangun hubungan yang sehat sangat membantu. Ketiga, komunikasi yang terbuka mengenai ketakutan dan harapan dengan pasangan dapat memperkuat hubungan dan mengurangi rasa cemas.

Jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga atau profesional jika merasa cemas atau takut. Terakhir, terapi pra-nikah juga bisa sangat bermanfaat untuk mengatasi ketakutan dan mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk hubungan yang sehat.

Pernikahan lebih dari sekadar cinta

Selain mengatasi ketakutan dan mempersiapkan diri, penting juga untuk memahami bahwa pernikahan adalah lebih dari sekadar cinta. Sering kali, pernikahan dianggap sebagai puncak dari hubungan romantis, namun sebenarnya pernikahan jauh lebih kompleks.

Di dalamnya, terdapat tanggung jawab, komitmen dan berbagai dinamika sosial yang bisa terasa menakutkan. Banyak orang merasa tertekan untuk memenuhi ekspektasi sosial, seperti usia ideal untuk menikah atau standar pernikahan yang dianggap sukses.

Apakah peran media sosial menambah tekanan atau meringankan?

Dalam konteks ini, peran media sosial juga tidak bisa diabaikan. Media sosial memainkan peran besar dalam persepsi kita tentang pernikahan. Foto-foto indah dari pasangan bahagia, video pernikahan yang megah dan cerita sukses sering kali menjadikannya sebagai pencapaian yang sempurna.

Namun, sering kali yang tidak terlihat adalah kerja keras dan tantangan yang dihadapi pasangan dalam menjalani kehidupan bersama.

Yuk, diskusikan!

Dengan semua perspektif ini, sekarang saatnya kita mendengar pendapat dari kalian. Bagaimana pandangan kalian tentang pernikahan? Apakah kalian merasa takut, cemas atau justru bahagia dengan pernikahan kalian?

Bagikan pengalaman atau pandangan kalian di kolom komentar, agar kita yang belum menikah bisa mendapatkan gambaran lebih jelas tentang apa itu pernikahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun