Kamu pasti pernah dengar kalimat ini, "Lihat tuh, si A sudah nikah, kamu kapan? Si B sudah punya anak, kamu kok belum? Si C sudah jadi PNS, kamu kok masih cari-cari kerja aja?". Seolah-olah hidup kita diatur oleh jam tangan orang lain. Kita sering merasa seperti peserta lomba yang diburu-buru untuk sampai di garis finish. Tapi sebenarnya, hidup bukanlah sebuah perlombaan, setiap orang punya waktunya masing-masing.
Di usia tertentu, sepertinya semua orang di sekitar kita berlomba-lomba untuk mencapai berbagai "milestone", lulus kuliah, dapat pekerjaan, menikah, punya anak, bahkan sampai urusan beli rumah. Rasanya seperti ada buku panduan tak kasat mata yang menentukan kapan kita harus mencapai semua itu. Kalau nggak sesuai "jadwal", kita mulai merasa tertinggal dan gagal.
Boleh jeda sebentar nggak? Hidup itu bukan lomba lari, lho!
Ada orang yang menikah di usia 20 tahun, tapi berpisah di usia 30. Ada juga yang baru menikah di usia 30, tetapi hubungan mereka langgeng hingga tua. Begitu pula, ada yang lulus kuliah di umur 22, tapi baru mendapatkan pekerjaan di umur 25. Setiap orang memiliki timeline yang berbeda. Jadi, jika ada yang bertanya, "Kamu kok belum nikah sih?", jawab saja, "Santai saja, aku sedang menikmati setiap momen dalam perjalanan hidupku".
Jangan lupa, setiap orang memiliki rute dan perjalanan yang berbeda. Ada yang jalannya mulus dan lancar, namun ada juga yang harus melewati banyak tanjakan terjal dan tikungan tajam. Semua orang akan sampai di tujuannya masing-masing dengan cara dan waktu mereka sendiri.
Ketika kamu melihat temanmu sudah mencapai sesuatu yang kamu inginkan, itu bukan berarti kamu gagal atau ketinggalan. Mereka hanya lebih dulu sampai di tujuan mereka, sementara kamu masih dalam perjalananmu. Tidak apa-apa, setiap orang punya waktunya sendiri untuk mencapai garis finish.
Jangan biarkan orang lain mengambil alih kemudi hidupmu
Kamu adalah nahkoda untuk hidupmu sendiri, jangan biarkan orang lain mengambil alih kemudinya. Ketika seseorang membandingkan hidupmu dengan orang lain, kamu harus ingat bahwa mereka tidak tahu apa saja yang telah kamu lalui untuk sampai di titik ini, perjuangan, air mata dan usaha yang telah kamu curahkan. Jadi, kenapa harus peduli dengan komentar yang tidak berdasar?
Kadang kita butuh waktu lebih lama untuk menemukan jalan yang benar-benar cocok dengan diri kita dan nggak ada yang salah dengan itu. Mungkin kamu sedang dalam proses belajar, mencoba hal baru atau mencari tahu apa yang benar-benar kamu inginkan. Proses ini adalah bagian dari perjalananmu dan setiap langkah kecil yang kamu ambil sangat berarti.
Setiap orang memiliki waktu yang berbeda-beda untuk mencapai garis finish, ada yang lebih cepat, ada yang lebih lambat. Namun, itu bukan berarti yang cepat lebih baik atau yang lambat lebih buruk. Kita semua punya ritme dan kecepatan masing-masing.
Jangan terlalu sering membandingkan diri, karena itu bisa menghancurkan semangatmu
Membandingkan hidupmu dengan orang lain hanya akan membuatmu merasa rendah diri, insecure dan overthinking. Kamu jadi tidak bersyukur atas apa yang sudah kamu capai. Padahal, setiap orang memiliki perjalanan yang unik.
Mungkin ada temanmu yang sudah sukses jadi pengusaha di usia muda, tetapi siapa yang tahu betapa kerasnya dia bekerja dan apa saja yang telah dia korbankan? Begitu juga denganmu, ada pencapaian-pencapaian yang mungkin belum tentu bisa dicapai oleh orang lain. Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan membuat kita merasa kurang dan tidak cukup.
Fokuslah pada perjalanan hidupmu sendiri dan nikmati setiap momennya, baik suka maupun duka, karena semuanya adalah bagian dari ceritamu. Jika merasa lelah, tidak apa-apa untuk berhenti sejenak, ambil napas, tenangkan pikiran dan ingatkan diri sendiri bahwa kamu sudah jauh melangkah. Kamu sudah melakukan yang terbaik dan itu lebih dari cukup.
Setiap orang memiliki waktunya masing-masing, teruslah melangkah sesuai ritme hidupmu sendiri
Ada orang yang baru bisa membeli rumah di usia 45, ada yang baru punya anak di usia 40. Ada juga yang merasa baru "hidup" di usia 60 setelah pensiun dan akhirnya bisa menikmati hidup sepenuhnya. Semua itu adalah proses yang harus kita hargai.
Jangan pernah merasa terlambat, karena tidak ada yang benar-benar terlambat dalam hidup ini. Waktumu akan datang, mungkin tidak sekarang, tapi pasti akan tiba pada saat yang tepat. Hidup ini bukan tentang siapa yang sampai lebih dulu, tapi tentang bagaimana kita menjalani perjalanan itu.
Setiap orang punya kisahnya sendiri dan begitu juga denganmu. Jangan terlalu keras pada diri sendiri hanya karena kamu merasa belum mencapai sesuatu yang orang lain sudah capai. Percayalah, suatu saat nanti kamu akan sampai di tujuanmu dan menyadari bahwa semua proses yang kamu lalui telah membentukmu menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana.
Berhenti menjadi "Tuhan" di hidup orang lain
Kita sering lupa bahwa sebagai manusia, kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Kita tidak tahu berapa lama kita akan hidup atau bagaimana takdir akan berjalan. Jadi, mengapa kita merasa berhak untuk mengatur hidup orang lain?
Ketika kita membandingkan diri kita dengan orang lain yang belum mencapai tahap tertentu dalam hidup seperti menikah, memiliki anak, membeli rumah, memiliki bisnis yang sukses atau karier yang stabil, secara tidak sadar kita mencoba menjadi "Tuhan" dalam hidup mereka. Padahal, kita sendiri tidak tahu bagaimana nasib kita ke depannya.
Hidupmu adalah milikmu, bukan milik orang lain. Pada akhirnya, setiap orang akan mencapai garis finish-nya masing-masing. Hidup adalah tentang menikmati perjalanan, bukan tentang siapa yang sampai lebih dulu. Jadi, jangan terlalu memikirkan apa kata orang lain, kamu punya waktu dan ceritamu sendiri.
Semoga artikel ini bisa memberikan sedikit ketenangan dan menguatkan hatimu. Teruslah berjalan dengan ritme yang kamu pilih, karena yang terpenting adalah bagaimana kamu menjalani perjalanan ini, bukan seberapa cepat kamu sampai di tujuan.Â
Semangat selalu!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI