Mohon tunggu...
JUBAEDAH HARYANI
JUBAEDAH HARYANI Mohon Tunggu... Penulis - Blogger dan Penulis

Penulis eksploratif, inovatif, dan terbuka untuk ide-ide baru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sebagai Manusia, Kadang Kita Hanya Butuh Didengar, Itu Saja Sudah Cukup!

12 Agustus 2024   17:17 Diperbarui: 12 Agustus 2024   17:19 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: Freepik

Sebenernya, kamu merasa lelah bukan karena aktivitas fisik, tapi karena perasaan yang kamu bawa. Rasanya kayak ada beban berat yang menekan dada, tapi anehnya, kamu nggak bisa ceritakan itu ke siapa-siapa.

Semua orang sibuk dengan urusannya sendiri dan saat kamu mencoba berbicara, tanggapannya biasa saja. Nggak ada yang benar-benar excited untuk mendengarkanmu. Ujung-ujungnya, kamu merasa sendiri dan  semakin terasing.

Kita semua manusia, dengan segala kesibukan dan permasalahan masing-masing. Namun, di balik itu semua, kita butuh didengar.

Ketika ada orang yang mendengarkan dengan sepenuh hati, beban itu terasa lebih ringan dan kita merasa nggak sendirian menghadapi masalah yang ada.

Jadi, mari belajar untuk mendengarkan dengan lebih baik, karena kadang hanya dengan mendengarkan, kita sudah melakukan hal yang sangat berarti bagi orang lain.

Semua orang punya cerita, tapi nggak semua orang mau mendengarkan

Di dunia yang penuh dengan kebisingan dan distraksi ini, mendengarkan menjadi kemampuan yang langka. Ironis, ya?

Padahal, kita semua punya cerita yang ingin dibagi, meski dunia sering kali terlalu sibuk untuk mendengarkan. Entah itu tentang mimpi-mimpi kecil, kesedihan atau sekedar hal remeh yang ingin kita keluarkan dari kepala.

Kadang kita terlalu sibuk, bahkan dengan diri kita sendiri, sampai lupa kalau di sekitar kita ada orang-orang yang mungkin juga merasa kesepian dan butuh didengar.

Ini bukan soal mencari simpati, tapi lebih pada kebutuhan dasar sebagai manusia untuk merasa terhubung dengan orang lain.

Kita semua butuh didengar, bukan hanya sekadar didengar

Sebagai manusia, kita memang diciptakan dengan keinginan untuk didengar. Tapi bukan sekedar didengar secara harfiah, ya.

Sayangnya, menemukan orang yang benar-benar peduli dengan apa yang kita rasakan kadang sulitnya minta ampun. Padahal, kita semua hanya ingin didengar, dimengerti dan dihargai perasaannya.

Kamu mungkin pernah curhat ke seseorang, tapi bukannya mendapat dukungan, kamu malah dapat tanggapan seperti, “Ya udah, sabar aja” atau “Itu mah biasa, masih mending kamu cuma begini, aku lebih berat lagi”. Kadang, bukannya mendengarkan cerita kita, malah jadi ajang adu nasib dan akhirnya mereka yang lebih banyak bercerita.

Tak perlu jawaban, cukup dengarkan saja

Pernah nggak sih kamu curhat ke seseorang, tapi yang kamu dapatkan hanya nasihat panjang lebar yang sebenarnya nggak kamu butuhkan saat itu? Rasanya, ingin berteriak, “Aku cuma butuh didengar, aku nggak butuh solusi instan!”.

Sering kali, saat kita curhat, kita bukan sedang mencari solusi. Kita hanya butuh tempat untuk menyalurkan perasaan. Kadang, nasihat yang diberikan malah membuat kita semakin bingung atau merasa tidak dipahami.

Oleh karena itu, menjadi pendengar yang baik berarti memahami bahwa tidak semua curhat butuh jawaban. Terkadang, hanya dengan mengatakan, “Aku ngerti, aku ada di sini buat kamu”, sudah lebih dari cukup.

Sudahkah kamu menemukan seseorang yang peduli? Jika belum, mungkin ini saatnya kamu jadi orang yang peduli

Jika kamu merasa nggak ada yang mau mendengarkanmu, cobalah untuk berbicara dengan orang-orang yang mungkin selama ini kamu abaikan. Mungkin ada teman lama yang dulu dekat, tapi sekarang terlupakan karena kesibukan.

Perlahan-lahan, kamu belajar untuk lebih terbuka dengan orang-orang di sekitarmu, meski kadang butuh keberanian untuk memulai. Namun, jika kamu belum menemukan seseorang yang bisa mendengarkan, jadilah orang yang mau mendengarkan.

Seringkali, saat kita memberikan telinga kita kepada orang lain, kita justru menemukan kedamaian dalam diri sendiri. Mendengarkan bisa menjadi terapi, bukan hanya untuk orang yang berbicara, tapi juga untuk kita yang mendengarkan.

So, apa yang kamu rasakan hari ini?

Ceritakanlah, karena kamu layak untuk didengar. Kamu bisa ceritakan semuanya padaku. Aku siap mendengarkan ceritamu.

Jika ada waktu, dengarkan juga cerita orang lain, karena mendengarkan adalah bentuk kepedulian yang sederhana, tapi sangat berarti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun