Jurnal Refleksi Mata Kuliah Pembelajaran Berdiferensiasi
Nama  : Juariyah, S.Pd.
NIM Â Â : 2215586
Prodi  : PGSD
PPG Prajabatan 2022 -- Gelombang 1
Review Pengalaman Belajar
Dalam mata kuliah pembelajaran berdiferensiasi banyak sekali yang sudah dipelajari dan saya jadikan sebagai pengalaman belajar. Pembelajaran berdiferensiasi sendiri merupakan sebuah pembelajaran yang menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik di dalam kelas. Dalam memenuhi kebutuhan peserta didik, sebagai seorang guru atau pendidik perlu mengetahui  teori-teori yang mendasari pembelajaran berdiferensiasi. Adapun teori yang melatarbelakangi perlunya pembelajaran berdiferensiasi bisa diihat dari sistem ekologi pada setiap individu (latar belakang keluarga, budaya, politik, ekonomi, lingkungan, dan lain sebagainya). Selanjutnya teori yang mendasari pembelajaran berdiferensiasi adalah teori multiple inteligences (kecerdasan majemuk), teori zone of proximal development (ZPD) adalah zona antara tingkat perkembangan actual dan tingkat perkembangan potensial. Kemudian teori yang terakhir yaitu learning modalities atau biasa dikenal sebagai VAK atau visual, auditory, dan kinestetik. Dalam pembelajaran berdiferensiasi perlu juga adanya pemetaan kebutuhan belajar peserta didik, sehingga pembelajaran bisa berdiferensiasi sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Adapun kebutuhan belajar dijabarkan menjadi tiga jenis, yaitu kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar peserta didik. Sebelum melaksanakan pembelajaran tentunya guru perlu memperhatikan kesiapan belajar peserta didik. Kesiapan belajar akan membawa peserta didik keluar dari zona nyaman mereka, dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, sehingga peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Minat peserta didik, setiap peserta didik memiliki minat tersendiri dalam bidang ilmu pengetahuan, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran guru perlu memperhatikan minat peserta didiknya. Guru hendaknya mampu membantu peserta didik menyadari bahwa ada ken kecocokan antara sekolah dengan kengininan mereka sendiri untuk belajar. Profil belajar peserta didik terkait dengan banyak faktor, seperti Bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Adapun dalam pembelajaran berdiferensiasi tentunya ada kelebihan dan tantangannya, yaitu:
- Kelebihan pembelajaran berdiferensiasi
- Memenuhi kebutuhan peserta didik
- Memaksimalkan kualitas pembelajaran peserta didik
Apabila pembelajaran yang peserta didik terima sesuai dengan kebutuhannya, maka peserta didik pasti akan mendapatkan kualitas belajar yang baik bila pengajarnya memiliki pengertian mengenai kebutuhan belejarnya dan dapat mengarahkannya dalam membuat pilihan-pilihan terkait pembelajaran.
- Meningkatkan motivasi peserta didik
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi adalah student-centered. Student-centered adalah pendekatan dimana pengajar tidak langsung mengajar kepada peserta didik, melainkan peserta didik harus mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.
- Peserta didik menjadi lebih terlibat dan fokus di kelas.
Jika strategi pengajaran tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik, maka peserta didik dapat kehilangan fokus. Sebaliknya, peserta didik akan terpicu dan terlibat di kelas apabila tugas dan aktivitas yang dilakukan merupakan pilihannya sendiri.
- Peserta didik dapat merealisasikan pelajaran dengan kehidupan.
Peserta didik dapat menghubungkan pelajaran dengan nilai-nilai yang mereka miliki apabila pembelajaran dilakukan berdasarkan minat peserta didik.
- Peserta didik dapat mengasah self-management skill-nya.
Self-management skill adalah kemampuan seseorang mengatur diri sendiri dan mengidentifikasi langkah-langkah serta strategi yang perlu diambil untuk mencapai suatu target tertentu.
- Meningkatkan prestasi peserta didik.
Peserta didik akan mampu mendapatkan prestasi yang baik apabila menerima pengajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya.
Tantangan pembelajaran berdiferensiasi
- Persiapan yang memakan waktu
Guru harus dihadapkan dengan berbagai macam perangkat pembelajaran dan juga perangkat evaluasi yangbanyak. Sehingga tak jarang guru kurang memiliki waktu persiapan yang cukup untuk menerapkannya
- Terbatasnya waktu di kelas
Ada berbagai aktivitas yang dikerjakan, dan pengajar harus dapat mendampingi serta menangani semua peserta didik dalam kelasnya.
- Guru harus memiliki management skills yang baik
Bukan hanya peserta didik yang dituntut untuk memiliki management skill yang baik, seperti yang tertuang pada kelebihan pembelajaran berdiferensiasi di atas. Guru juga dituntut untuk mengatur diri sendiri dan mengidentifikasi langkah-langkah serta strategi yang perlu diambil untuk mencapai suatu target tertentu dalam pembelajaran
- Kurangnya bahan pelajaran
Peserta didik diberikan beragam pilihan bahan pembelajaran yang didasarkan pada tingkat kesiapan dan gaya belajar mereka. Artinya, pengajar harus dapat mengumpulkan beragam bahan pembelajaran untuk mengakomodasi kebutuhan setiap peserta didik terpenuhi.
- Kurangnya pelatihan bagi pengajar mengenai penggunaan pembelajaran berdiferensiasi
Meskipun diferensiasi didasari pada banyak teori, ternyata
pengimplementasiannya masih kurang dimengerti. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi dapat mengalami hambatan apabila pengajar tidak memiliki pemahaman yang tepat mengenai pembelajaran diferensiasi.
Â
Refleksi Pengalaman Belajar yang Dipilih
Topik yang dipilih sebagai pengalaman belajar yang menarik yaitu terkait dengan aspek-aspek pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya fokus pada produk pembelajaran saja, seperti hasil tugas dan hasil ujian, tetapi juga fokus pada aspek diferensiasi yang lain. Adapun aspek-aspek dalam pembelajaran berdiferensiasi ada empat aspek, yaitu:
- Konten/isi
Pada aspek konten dalam penerapan pembelajaran diferensiasi, seorang pengajar melakukan diferensiasi yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, seorang pengajar perlu untuk dapat mengetahui hal-hal yang perlu untuk dipelajari oleh setiap peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, pengajar perlu untuk melakukan modifikasi metode pembelajaran terkait dengan bagaimana setiap peserta didik akan mempelajari topik pada proses pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam melakukan diferensiasi tersebut, seorang pengajar dapat melakukan diferensiasi ataupun penyesuaian. Konten merupakan materi yang diajarkan atau disampaikan pada peserta didik tentunya dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat peserta didik dan aspek profil belajar peserta didik atau kombinasi dari ketiganya. Strategi diferensiasi konten, perlu di pahami konten itu segala sesuatu yang diajarkan kepada peserta didik, termasuk di dalamnya tiga aspek yaitu, kesiapan belajar, minat, dan profil belajar. Diferensiasi konten juga dapat dilakukan berdasarkan minat peserta didik. Berdasarkan minat peserta didik guru dapat menyediakan jenis-jenis topik yang mereka minati sesuai dengan pokok bahasan atau materi pembelajaran. Diferensiasi konten berdasarkan profil belajar peserta didik, guru harus memahami modalitas belajar peserta didik, yang lebih cenderung kepada pembelajaran visual, audio, bahkan audio visual.
- Proses
Diferensiasi pada proses, peserta didik akan mendapatkan informasi tentang pembelajaran yang baru dan mendapatkan cara belajar sesuai dengan kemampuan peserta didik. Strategi diferensiasi proses, mengacu bagaimana siswa akan memahami,
memaknai atas informasi atau materi yang akan dipelajari. Cara memenuhi atau proses yang perlu disiapkan. Guru harus mengetahui apakah kesiapan belajar siswa secara mandiri maupun kelompok.
- Produk
Diferensiasi pada produk berupa variasi hasil dari tugas pembelajaran, atau variasi untuk penilaian hasil belajar peserta didik. Tugas dan penilaian untuk masingmasing peserta didik dibuat beragam namun masih tetap mengacu pada tujuan pembelajaran yang sama. Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk
adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Cara mendiferensiasi produk dapat dilakukan dengan berbagai cara dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar murid terlebih dahulu sebelum memberikan penugasan produk. Penugasan produk harus membantu murid secara individual atau kelompok, menentukan kembali atau memperluas apa yang mereka pelajari selama periode waktu tertentu (satu semester atau satu tahun). Produk sangat penting karena mewakili pemahaman dan aplikasi dalam bentuk yang luas, produk juga merupakan elemen kurikulum yang langsung dapat dimiliki oleh murid. Diferensiasi produk meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan atau keragaman dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspektasi pada murid, di antaranya menentukan: 1) kualitas pekerjaan apa yang diinginkan; 2) konten apa yang harus ada pada produk; 3) Bagaimana cara mengerjakannya; 4) Sifat dari produk akhir apa yang diharapkan walaupun murid memberikan informasi tambahan membantu guru memodifikasi prasyarat produk yang harus dihasilkan agar sesuai dengan kesiapan, minat dan kebutuhan belajar individu namun gurulah yang tetap harus mengetahui dan mengkomunikasikan indikator kualitas dari produk tersebut.
- Lingkungan belajar
Lingkungan belajar merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan berkaitan dengan keberlangsungan suatu proses pembelajaran dalam kelas. Berkaitan dengan hal ini, apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah suatu kondisi, pengaruh, serta rangsangan yang berasal dari luar, yang memberi pengaruh pada peserta didik, dimana hal-hal tersebut juga meliputi beberapa hal seperti pengaruh fisik, sosial dan intelektual. Lingkungan belajar dapat mengoptimalkan kondisi kelas secara fisik maupun psikologis. Kondisi kelas yang mendukung pembelajaran akan membantu peserta didik untuk belajar sendiri maupun secara berkelompok, lalu guru juga bisa mengendalikan kelas agar kondusif selama pembelajaran, contohnya seperti memberikan tugas kelompok diskusi suatu topik, membuat peserta didik untuk beropini sesuai dengan sumbernya masing-masing, dan menciptakan ruang kelas tenang. Lingkungan belajar meliputi tata letak pengaturan ruang kelas untuk kegiatanbelajar. Pengaturan/setting ruang kelas disesuaikan dengan berbagai jenis aktivitas kegiatan pembelajaran. Tempat duduk peserta didik dibuat tidak monoton, dan diatur sesuai dengan aktifitas yang dilakukan. Tempat duduk peserta didik bisa dibuat melingkar, berkelompok, kotak, berbaris, berpasangan.
Pembelajaran bermakna (good practices)
Makna yang diperoleh dari aktivitas refleksi diri terhadap pengalaman belajar mata kuliah ini yaitu dapat memahami peserta didik dan memperhatikan kebutuhan belajar setiap peserta didik. Keberagaman pada peserta didik menyebabkan kebutuhan belajar yang dimiliki oleh peserta didik pun berbeda-beda. Sehingga guru perlu memperhatikan setiap kebutuhan belajar tersebut, dengan merancang pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik. Sehingga peserta didik dapat merasakan belajar yang merdeka, yaitu belajar sesuai minat, bakat, dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam belajar. Akan tetapi, dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik tentunya tidaklah mudah, banyak hal-hal yang perlu dipersipakan oleh pendidik serta membutuhkan banyak waktu untuk merancang pembelajaran tersebut. Maka dari itu guru perlu memahami dulu setiap karakteristik peserta didik dan kebutuhan belajar yang peserta didik butuhkan, sehingga guru bisa menyusun dan merancang pembelajara yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H