Mohon tunggu...
Juariyah
Juariyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Konten yang akan bagikan yaitu terkait pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Sosial Emosional

12 Mei 2023   20:18 Diperbarui: 31 Mei 2023   09:32 6264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Topik tersebut perlu dipelajari karena sangat penting sebagai calon guru untuk dipraktikkan saat mengajar di sekolah, seorang guru juga harus bisa menerapkan sosial dan emosional di lingkungan sekolah maupun secara sosial dalam bermasyarakat. Adapun menurut CASEL mengelompokkan komponen pembelajaran sosial emosional menjadi 5 komponen, yaitu:

  • Self-awereness (kesadaran diri)

Kemampuan untuk memahami emosi, pemikiran, dan nilai-nilai yang mempengaruhi perilaku dalam berbagai situasi.

  • Self-managemen (manajemen diri) 

Kemampuan untuk mengatur emosi, pemikiran dan perilaku secara efektif pada situasi yang berbeda.

  • Responsible decision making (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

Membuat pilihan yang tepat dan konstruktif pada situasi tertentu.

  • Social awereness (kesadaran sosial)

Kemampuan memahami perspektif yang berbeda termasuk berempati terhadap kondisi individu dengan latar belakang yang berbeda.

  • Relationship skills (keterampilan sosial)

Kemampuan menjalin dan mempertahankan hubungan/relasi yang sehat dan efektif dengan individu dari latar belakang yang berbeda.   

Komponen-komponen ini mencakup berbagai kemampuan seseorang terkait dengan kompetensi sosial emosional. Komponen kesadaran diri mencakup seseorang dalam mengintegrasikan identitas personal dan sosial, identifikasi kemampuan personal, kultural, dan linguistic, mengidentifikasi emosi dapat menguji prasangka dan bisa seterusnya, pembelajaran sosia emosional di Indonesia belum diterapkan secara menyeluruh. Praktek pembelajaran sosial emosional di Indonesia dapat dikatakan masih bersifat sporadis. Hal ini terjadi diakibatkan karena berbagai faktor seperti kompetensi akademik yang masih mendominasi yang ditunjukkan melalui konten kurikulum, praktek pengajaran, hingga assesmen dan evaluasi. Faktor lainnya juga yaitu kurangnya pembahasan tentang pembelajaran sosial emosional di perguruan tinggi yang mencetak calon-calon guru.

Dalam menerapkan pembelajaran sosial emosional, terdapat berbagai macam teknik yang dapat dilakukan. Teknik-teknik ini dapat diterapkan dalam tiga lingkup yaitu Rutin, Terintegrasi dalam Mata Pelajaran, dan Protokol. Penerapan pembelajaran sosial emosional secara rutin merupakan peneraan yang terjadwal misalnya kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah seperti kegiatan membuat lingkaran pada pagi hari dimana masing-masing peserta didik menulis atau menyampaikan apa yang akan dicapai selama pada hari tersebur. Pembelajaran sosial emosional terintegrasi mata pelajaran dapat dilakukan di sela-sela penyampaian materi misalnya dengan diskusi kasus atau diskusi penyelesaian masalah secara berkelompok. Sementara lingkup protokol adalah penerapan pembelajaran sosial emosional yang sudah menjadi kegiatan sekolah yang menjadi tata tertib dan kebijakan sekolah yang berkaitan dengan pembelajaran sosial emosional yang dilakukan secara mandiri oleh peserta didik misalnya membangun hubungan sosial yang positif, menyelesaikan masalah tanpa kekerasan dan sebagainya.

Teknik STOP (stop, take a deep breath, observe, dan proceed) dalam penerapan pembelajaran sosial emosional, S (stop/berhenti) menginstruksikan semua peserta didik menghentikan sejenak semua aktivitas. Kemudian meminta peserta didik duduk dengan posisi yang nyaman, badan tegak, rileks, dan melerakkan kedua tangan diatas paha. T (take a deep breath/tarik napas dalam) mengintruksikan semua murid menarik napas, merasakan udara segar masuk ke hidung, lalu mengehembuskan napas. O (observe/amati) menginstruksikan semua peserta didik mengamati apa yang sedang dirasakan pada tubuh. Mengamati perut yang mengembang sebelum membuang napas dan bagian-bagian tubuh yang lainnya dalam posisi semua anggota tubuh rileks. P (procees/lanjutan) pada tahap ini latihan selesao. Kemudian melanjutkan aktivitas pembelajaran yang masuk pada tahap inti. Penerapan teknik STOP secara rutin, dapat membangun kemampuan merespon dan mengambil keputusan dengan lebih reflektif.

Pembelajaran bermakna (good Practices)

  • Penerapan pembelajaran sosial emosional dapat menjadi strategi sekolah dalam memastikan well-being peserta didik sehingga proses belajar yang dialami di sekolah dan di luar sekolah menjadi sebuah proses konstruktif dan menyenangkan. Pembelajaran sosial emosional dapat mengurangi stress dan tekanan yang dialami dalam proses belajar sehingga membantu peserta didik menjadi individu yang memiliki sikap positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain dalam berkehidupan sosial. Hal ini dapat terjadi karena penerapan sosial emosional berorientasi pada kondiris dan well-being peserta didik sehingga konsep pembelajaran yang berpihak pada peserta didik dapat diterapkan dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Adapun makna yang diperoleh dari pembelajaran sosial emosiaonal yang telah didapatkan yaitu memahami bahwa kemampuan sosial emosional sangat  dibutuhkan oleh seorang guru dalam kehidupan sosial dan komunikasi bersama dengan peserta didik, sehingga sebagai guru professional bisa menjadi seorang pribadi sosial yang baik dan juga memiliki pengendalian emosional yang baik, sehingga dapat diterapkan pada peserta didik.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun