Mohon tunggu...
Juan Turpyn
Juan Turpyn Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang praktisi kehumasan dan komunikasi dengan pengalaman dalam mengelola hubungan dengan media, manajemen reputasi, dan strategi komunikasi. Dalam peran sebagai penulis artikel, Juan telah berkontribusi di berbagai platform berita dengan gaya penulisan yang konstruktif dan menarik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Desa Wisata dalam Angka

20 Februari 2024   12:25 Diperbarui: 20 Februari 2024   12:28 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Malang Network

Desa Wisata dalam Angka menandai sebuah fenomena yang kian memperoleh perhatian di Indonesia. Seiring dengan upaya pemerintah yang bertekad untuk membentuk 6000 desa wisata selama 2024, muncul sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab. Konsep Desa Wisata tidak hanya melibatkan aspek pariwisata semata, tetapi juga mendorong pembangunan ekonomi lokal, pelestarian budaya, serta pembangunan infrastruktur. Desa Wisata bukan sekadar destinasi wisata biasa; ia menggambarkan komunitas yang berkembang dengan berbagai aspek kehidupan yang terjalin erat.

Namun, realitas di lapangan seringkali tidak seindah konsepnya. Banyak Desa Wisata yang terbentuk masih mengalami tantangan dalam pengelolaan dan pemasaran. Faktor infrastruktur yang kurang memadai, kualitas layanan yang belum optimal, dan minimnya pemahaman akan potensi lokal menjadi beberapa hambatan yang perlu diatasi. Selain itu, pemahaman akan pentingnya pelestarian budaya dan lingkungan juga masih perlu ditingkatkan agar Desa Wisata bisa berkelanjutan dalam jangka panjang.

Meskipun demikian, potensi Desa Wisata dalam meningkatkan ekonomi lokal tidak bisa diabaikan. Dengan adanya fluktuasi ekonomi global dan dampak pandemi yang masih terasa, pengembangan sektor pariwisata di tingkat lokal menjadi semakin penting sebagai alternatif untuk mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah. Desa Wisata dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat lokal melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pengembangan berbagai produk dan layanan terkait pariwisata.

Pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat lokal, dan pihak swasta juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Peran pemerintah dalam memberikan bantuan teknis dan fasilitasi dalam pengembangan Desa Wisata sangat diperlukan. Di sisi lain, keterlibatan aktif masyarakat lokal sebagai pemangku kepentingan utama dalam pengelolaan dan pengembangan Desa Wisata menjadi kunci kesuksesannya. Selain itu, dukungan dari pihak swasta dalam hal investasi dan pemasaran akan membantu mengangkat potensi Desa Wisata ke tingkat yang lebih baik.

Tantangan besar juga muncul dalam menjaga keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan pelestarian lingkungan serta budaya. Dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan, risiko terhadap kerusakan lingkungan dan kerusakan budaya sering kali meningkat. Oleh karena itu, pendekatan berkelanjutan dalam pengembangan Desa Wisata menjadi sangat penting. Peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan budaya harus menjadi prioritas dalam setiap langkah pengembangan Desa Wisata.

Dalam konteks globalisasi, promosi dan pemasaran Desa Wisata juga menjadi aspek yang krusial. Melalui pemanfaatan teknologi informasi dan media sosial, Desa Wisata dapat memperluas jangkauan dan menarik minat wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, kerjasama antar-destinasi wisata juga dapat menjadi strategi yang efektif untuk memperkuat citra Desa Wisata di mata wisatawan.

Dengan berbagai potensi dan tantangan yang ada, Desa Wisata dalam Angka menawarkan sebuah visi yang menarik bagi pengembangan pariwisata di Indonesia. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat lokal, dan pihak swasta, Desa Wisata memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu motor penggerak ekonomi lokal yang berkelanjutan, sekaligus menjaga kelestarian budaya dan lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun