Mohon tunggu...
juan shantiko
juan shantiko Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UNAIR

Pharma stud

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Melinjo (Gnetum gnemon) Tanaman Purba sebagai Senjata Antikanker dan Antimikroba

1 Juni 2024   11:49 Diperbarui: 1 Juni 2024   12:14 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tanaman melinjo (Gnetum gnemon) merupakan salah satu spesies tumbuhan yang memiliki peran penting dalam bidang kefarmasian. Tanaman ini tidak hanya menjadi bagian integral dari biodiversity, tetapi juga memiliki beragam manfaat dalam bidang kesehatan khususnya farmasi. Melinjo merupakan anggota dari famili Gnetaceae dan ordo Gnetales. Dalam bidang kefarmasian Gnetum gnemon diambil ekstrak bijinya yang mengandung senyawa alkaloid, saponin, polifenol, dan flavonoid. Selain diekstrak bijinya bagian tanaman yang sering digunakan pada Gnetum gnemon  adalah daunnya. Ekstrak dari tanaman ini banyak dikembangkan untuk obat antikanker dan antimikroba.


Dalam artikel ini, akan dibahas berbagai aspek botani farmasi dari tanaman melinjo (Gnetum gnemon) meliputi karakteristik morfologi, habitat, serta komponen-komponen senyawa aktif yang terkandung di dalamnya dan memiliki manfaat dalam bidang kefarmasian. Selain itu, juga akan dibahas pemanfaatan tanaman ini dalam pengembangan obat yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kesehatan yang berharga dalam keberlangsungan hidup manusia. Melalui pemahaman mendalam mengenai sifat-sifat botani dan komponen kimia dari tanaman melinjo, diharapkan artikel ini dapat memberikan wawasan yang berguna bagi pengembangan obat-obatan baru berbasis bahan alam.
Untuk mengidentifikasi tanaman Gnetum gnemon kita perlu untuk memahami identifikasi morfologi dan tanaman tersebut. Berikut garis besar klasifikasi ilmiah tumbuhan melinjo:


Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Gymnospermae
Kelas : Gnetinae
Ordo : Gnetales
Famili : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon


Melinjo termasuk ke dalam divisi Spermatophyta karena memiliki organ yaitu biji. Biji melinjo tidak terbungkus daging buah karena tidak menghasilkan buah dan bunga sejati, melainkan terbungkus kulit luar atau selapis aril yang berdaging sehingga disebut tumbuhan berbiji terbuka atau gymnospermae. Melinjo memiliki nama ilmiah yaitu Gnetum gnemon karena termasuk ke dalam famili Gnetaceae dengan genus yang hanya terdiri dari satu genus yaitu Gnetum. Gnemon bukanlah tanaman berbunga, karena bijinya tidak diproduksi dalam ovarium yang tertutup. Melinjo bereproduksi menggunakan strobilus yang terdiri dari strobilus jantan dan strobilus betina yang biasanya berbeda pohon, sehingga termasuk pohon berumah dua atau diocious. Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau vegetatif (cangkokan), okulasi, penyambungan, dan stek. 


Untuk melakukan identifikasi tanaman Gnetum gnemon selain mengetahui klasifikasi ilmiah (taksonomi) kita juga harus memahami ciri morfologi, berikut morfologi tanaman Gnetum gnemon: Tanaman ini merupakan tanaman yang dapat tumbuh cukup besar dan tinggi (habitus berupa pohon), yaitu sekitar 15 sampai 25 meter. Bentuk dari batang tanaman melinjo ini adalah bulat dengan diameter sekitar 10 sampai 20 cm. Sistem percabangan dari tanaman melinjo adalah monopodial, karena batang pokok terlihat jelas lebih besar dan lebih panjang pertumbuhannya dibandingkan dengan cabang. Daun dari tanaman ini adalah daun tunggal yang berbentuk oval yang terdiri dari tangkai daun dan helaian daun. Tepi daunnya rata, duduk daun berhadap -- hadapan (opposite) serta tulang daunnya (nervatio) menyirip. Apabila daun melinjo ini disobek, maka akan terlihat serabut halus yang berwarna putih. Bunga pada tanaman melinjo ini adalah bunga tidak sempurna yang berumah dua dan muncul di ketiak daun. Ketidaksempurnaan bunga pada tanaman melinjo tersebut dikarenakan bunga yang dihasilkan bukan merupakan bunga sejati namun berupa strobilus dan berumah dua karena strobilus jantan dan strobilus betina terpisah pada pohon yang berbeda, sehingga pada proses penyerbukan tidak dapat dilakukan secara langsung, namun membutuhkan bantuan dari berbagai elemen seperti angin, air, hewan dan juga manusia.


Habitat tanaman ini adalah tumbuh di hutan hujan dataran rendah hingga pegunungan, pada ketinggian 0- 1200 m dpl, banyak tumbuh di tepi sungai. Dapat tumbuh pada tanah liat/ lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang/ berkadar asam tinggi. Tumbuhan ini dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas, karena perlu cahaya sinar matahari penuh, kecuali di daerah tidak dapat tumbuh akibat kadar garam tinggi. Tinggi Pohon: Umumnya sekitar 15 sampai 25 meter. Gnetum gnemon merupakan tanaman berasal dari Asia Tropik, Melanesia, dan Pasifik Barat.

 
Hampir seluruh bagian dari Gnetum gnemon dapat dimanfaatkan dalam bidang farmasi khususnya biji Melinjo. Umumnya biji Melinjo banyak diolah untuk dikonsumsi, dimasak, ataupun diawetkan menjadi kerupuk (Suci,2015). Namun, dalam bidang Farmasi ekstrak biji Melinjo dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ira dan Ikhda (2015), menunjukkan bahwa biji Melinjo mengandung banyak senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, saponin, polifenol, dan flavonoid yang bersifat sebagai antioksidan dan antibakteri.


Berdasarkan hasil penelitian oleh Ummah (2022), senyawa-senyawa metabolit sekunder ini tersimpan pada jaringan sel sekretori biji Melinjo. Untuk Alkaloid paling banyak ditemukan pada bagian sklerotesta, endotesta, dan endosperm. Saponin terdeteksi paling banyak dijumpai pada bagian sarkotesta, endotesta, dan endosperm. Sementara kandungan Flavanoid terdeteksi paling banyak ditemukan pada bagian sklerotesta dan endotesta.


Lalu apa yang menjadikan ekstrak dari biji melinjo ini dapat dijadikan senyawa antikanker dan antimikroba? Senyawa flavonoid merupakan senyawa kelompok fenol yang dikenal sebagai senyawa kelas utama antioksidan alami dari tumbuh-tumbuhan. Antioksidan berperan sebagai terminator radikal bebas dan pada umumnya berkorelasi positif terhadap aktivitas antiradikal (Marinova et al. 2011). Hal ini dapat berpengaruh positif karena antioksidan mencegah mutasi sel akibat aktivitas radikal bebas yang mengakibatkan proliferasi (pembelahan) sel secara abnormal yang berpotensi menjadi tumor dan kanker. Selain itu berdasarkan hasil penelusuran pustaka dapat diketahui bahwa zat antibakteri dari ekstrak daun dan biji melinjo mampu menghambat aktivitas pertumbuhan bakteri patogen gram negatif yaitu Salmonella typhi, Salmonella enteritidis, Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa  serta kelompok bakteri gram positif yang terdiri dari Streptococcus mutans, Staphylococcus aureus, Propionibacterium acnes dan Listeria monocytogenes, karena adanya senyawa golongan alkaloid dan saponin yang berfungsi sebagai bakterisidal (membasmi bakteri). Mekanisme kerja alkaloid sebagai bakterisidal yaitu dengan cara mengganggu komponen penyusun lapisan dinding sel sehingga dinding sel tidak terbentuk secara utuh sehingga menyebabkan sel bakteri mudah mengalami lisis ( Taroreh, 2016). Saponin juga memiliki mekanisme bakterisidal dengan cara meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri sehingga dapat mengubah struktur dan fungsi membran sehingga membran sel akan rusak dan lisis (Kining, 2015).


PUSTAKA
Dewi A.N. (2018). Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Kulit Buah Melinjo (Gnetum Gnemon) pada mencit jantan galur DDY. Skripsi.bogor IPB

Dewi.(2011). Aktivitas Antioksidan dan Antimikroba Ekstrak Melinjo (Gnetum gnemon L.) Terhadap Mikroba Pembusuk. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Suci, PR. 2015. Pengaruh proses pengolahan biji melinjo (Gnetum gnemon L.) terhadap kadar total likopen dan karoten dengan metode spektrofotometri-vis. Jurnal Wiyata. 2(2): 151-156.

Ira, CDF., & C. Ikhda. 2015. Efek farmakologi infusa biji melinjo (Gnetum gnemon L.) sebagai antihiperglikemia pada mencit (Mus musculus) yang diinduksi dextrosa monohidrat 40%. Journal of Pharmaceutical Science. 2(1): 27-32.

RIYADI PASARIBU, A. U. L. I. A. (2023). UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BIJI BUAH MELINJO (Gnetum gnemon L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus (Doctoral dissertation).
UMMAH, K. K. (2022). Distribusi Metabolit Sekunder dan Aktivitas Antioksidan Biji Melinjo (Gnetum Gnemon L.) pada Tiga Tingkat Kematangan (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Rinda Septy Arsanti, Nur Candra Eka Setiawan. EKSTRAK ETANOL DAUN MELINJO (Gnetum gnemon L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM (Repository, Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun