Mohon tunggu...
juan ferdinand
juan ferdinand Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/mahasiswa

Mencerdaskan generasi bangsa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Geothermal Gunung Gede, antara Dampak Lingkungan dan Tantangan Otonomi Daerah

27 April 2024   17:02 Diperbarui: 27 April 2024   17:03 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proyek pemanfaatan panas bumi (geothermal) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Cianjur perlu dikaji ulang.

Yang disoal adalah surat keputusan (SK) izin pembangunan geothermal itu. Pemkab Cianjur tak terbuka. Seperti menutup-nutupi sesuatu. Isi dokumennya tidak pernah di-publish.

"Selama ini tidak terbuka. Baik dari pemerintah pusat maupun daerah sendiri. Terutama dari Kementerian ESDM dan Lingkungan Hidup," kata Ketua Yayasan Surya Kadaka Indonesia Cianjur, Sabang Sirait

Pertanyaannya; apakah surat keputusan izin proyek geothermal itu sesuai dengan regulasi? Ini belum terjawab.

Termasuk urusan amdal (analisa dampak lingkungan). Jangan-jangan tak pernah ada.

"Izin amdal ini kan jadi acuan kementerian mengeluarkan SK atau izin. Dan amdal ini dikeluarkan oleh pemerintah daerah tidak boleh dikeluarkan pusat," ucap Sabang.

Belum lagi adanya potensi konflik sosial. Karena nantinya bisa jadi bakal ada penggusuran masyarakat di sekitar kawasan Gunung Gede Pangrango. Dampaknya, hilangnya mata pencaharian serta tanah mereka.

"Yang menolak keras proyek geothermal di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango itu ada tujuh desa," sebut Sabang.

Intinya, Yayasan Surya Kadaka Indonesia menolak keras proyek geothermal itu. Lagipula, Pemkab Cianjur juga tak terbuka. Jadi jangan marah jika publik berasumsi ada permainan antara pemerintah daerah dan pusat.

"Kami minta pemerintah bisa duduk bareng dengan masyarakat. Dan tunjukan semua dokumen perizinannya. Jangan ditutupi," pungkasnya.

Jika nantinya proyek ini sudah berjalan, ada beberapa manfaat lain yang bisa dimanfaatkan. Seperti nanti ada dana bagi hasil (DBH) dari pendapatan mereka untuk pemerintah daerah.

Dampak geothermal terhadap warga sekitar dapat bervariasi, tergantung pada berbagai faktor termasuk lokasi proyek, skala operasi, dan langkah-langkah mitigasi yang diambil. Beberapa dampak yang mungkin terjadi termasuk:

Dampak Lingkungan: Pengembangan proyek geothermal dapat menyebabkan gangguan terhadap ekosistem lokal, termasuk habitat alami dan keanekaragaman hayati. Penggunaan air dan pengelolaan limbah cair juga bisa memengaruhi kualitas air dan tanah.


1.Dampak Sosial-Ekonomi: Proyek geothermal dapat memengaruhi mata pencaharian tradisional warga sekitar, terutama jika mereka bergantung pada sumber daya alam yang terdampak. Namun, proyek ini juga dapat menciptakan peluang pekerjaan lokal dan meningkatkan infrastruktur daerah.

2.Dampak Kesehatan: Pengembangan proyek geothermal bisa menyebabkan polusi udara dan kebisingan, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan warga sekitar jika tidak ditangani dengan baik.

3.Dampak Budaya: Lokasi proyek geothermal mungkin memiliki nilai budaya dan spiritual bagi masyarakat lokal, dan pengembang harus memperhatikan dampak potensial terhadap warisan budaya dan tradisi setempat.

Penting untuk memperhitungkan semua dampak ini dan melibatkan masyarakat setempat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan proyek geothermal untuk memastikan bahwa kepentingan mereka diakomodasi dan dampak negatif diminimalkan.

Dampak geothermal dapat mempengaruhi sikap pemerintah daerah dalam beberapa cara:

1.Pembangunan Ekonomi: Pemerintah daerah mungkin melihat pengembangan proyek geothermal sebagai peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional melalui penciptaan lapangan kerja baru, pendapatan pajak, dan investasi infrastruktur.

2.Keseimbangan Lingkungan: Meskipun ada manfaat ekonomi, pemerintah daerah juga harus mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin timbul dari proyek geothermal. Sikap pemerintah daerah bisa berkisar dari mendukung proyek dengan syarat-syarat ketat untuk melindungi lingkungan hingga menolak proyek yang dianggap memiliki dampak lingkungan yang terlalu besar.

3.Konsultasi dan Partisipasi Masyarakat: Sikap pemerintah daerah juga dapat dipengaruhi oleh sikap masyarakat setempat terhadap proyek geothermal. Pemerintah daerah mungkin akan memperhatikan masukan dan kekhawatiran masyarakat sebelum membuat keputusan tentang apakah mendukung atau menolak proyek tersebut.

4.Kebijakan Energi dan Keberlanjutan: Pemerintah daerah yang peduli terhadap keberlanjutan energi mungkin akan lebih mendukung pengembangan geothermal sebagai sumber energi bersih dan terbarukan, terutama jika ini sejalan dengan kebijakan energi nasional atau daerah.

Dalam menjalankan tugasnya, pemerintah daerah harus mencari keseimbangan antara mempromosikan pembangunan ekonomi dan melindungi lingkungan serta memperhatikan kebutuhan dan aspirasi masyarakat setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun