Mohon tunggu...
Jua Nengsih
Jua Nengsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STAI Riyadhul Jannah Subang

Hamba Allah

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Di Ujung Perjalanan Langkahku

1 Desember 2024   18:55 Diperbarui: 1 Desember 2024   19:13 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di ujung perjalanan akademik ini, langkahku terasa semakin berat, bukan karena ilmu yang belum kuperoleh, melainkan karena hati ini penuh rasa rindu kepada orang tua. Setiap detak jantungku bergetar dalam harapan, ingin segera menggenapkan impian yang selama ini kita rajut bersama. Aku tahu, di balik senyuman mereka tersimpan harapan yang tulus, meski kesedihan menyelimuti hati mereka setiap kali melihatku berjuang sendirian. Cita-cita ini adalah hadiah yang ingin kupersembahkan sebagai tanda terima kasih atas segala pengorbanan mereka.

Malam-malam yang kuhabiskan untuk belajar adalah pengorbananku untuk mereka. Setiap lembar buku yang kubaca mengingatkanku pada perasaan haru saat mereka rela berjuang demi pendidikan ini. Dalam hening, aku merasakan betapa mereka ingin melihatku meraih mimpi, namun aku juga tahu betapa beratnya beban yang mereka pikul. Kini, menjelang akhir, rasa cemas dan harapan berbaur, menanti saat di mana aku bisa memberi mereka alasan untuk tersenyum bangga.

Di setiap ujian yang kulalui, aku membayangkan wajah mereka, yang selalu ada dalam pikiranku sebagai motivasi terkuat. Namun, di balik semangatku, ada rasa sedih yang menyentuh jiwa saat membayangkan betapa sulitnya mereka menjalani hari-hari tanpa menampakkan beban di wajah. Mereka adalah pilar kekuatanku, dan aku bertekad untuk tidak mengecewakan mereka. Dalam setiap langkahku menuju kelulusan, kutanamkan harapan agar mereka bisa merasakan kebahagiaan yang layak mereka dapatkan.

Ketika melihat teman-teman merayakan kelulusan, hatiku bergetar, antara bahagia dan sedih. Aku ingin segera berada di sana, di pelukan mereka, mengucapkan terima kasih atas segala doa dan dukungan yang tak pernah putus. Namun, kesadaran akan usaha yang masih harus kulalui membuatku terdiam sejenak. Cinta dan pengorbanan mereka adalah sumber inspirasiku, dan aku berjanji akan berjuang hingga akhir demi masa depan yang lebih cerah untuk kita semua.

Malam ini, saat langit berbintang menjadi saksi, aku merangkai doa untuk mereka. Semoga semua usaha dan harapan ini terbalas dengan kelulusan yang dinantikan. Aku ingin melihat kebahagiaan di mata mereka, merasakan pelukan hangat yang penuh cinta, sebagai ungkapan terima kasih atas segala yang telah mereka berikan. Cinta ini, meski terbalut dalam kesedihan, adalah kekuatan yang akan selalu ada dalam setiap langkahku menuju masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun