Menjadi seorang perantau sebenarnya tak mudah dikarenakan kita harus meninggalkan banyak hal, seperti orangtua, teman, sahabat, keluarga lainnya dan banyak lagi. Ketika kita sampai ke tempat perantauan pun, maka kita harus beradaptasi lagi, harus mengenal orang lain, berkomunikasi lagi dengan rekan kerja maupun rekan belajar dan orang-orang sekitar.
Memutuskan untuk merantau berarti kita harus mandiri dimana pandai untuk mencukupkan hidup di perantauan, memanajemen keuangan, waktu dan tenaga sebaik mungkin.Â
Sama halnya dengan saya yang merantau ke Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat disebabkan penempatan kerja di daerah tersebut. Saya memang dituntut untuk menjadi petarung, mandiri dan mampu beradaptasi dengan baik. Tidak bisa lagi bertemu orangtua setiap hari.
Oleh karena itu, kemarin, ketika orangtua menghubungi saya bahwasannya akan diadakan acara keluarga di Jakarta, maka saya pun menyempatkan datang meski hanya beberapa hari. Semua itu dilakukan demi membahagiakan orangtua dan keluarga lainnya.
Agenda acara adat sederhana yang kami lakukan pun berjalan dengan lancar dimana banyak doa yang kami panjatkan berupa kesehatan, rezeki, pekerjaan, diberikan momongan atau anak dan juga semangat dalam menjalani kehidupan.Â
Begitu terasa keeratan dan juga romantisme dalam keluarga kami karena saya bisa bertemu dengan orangtua, kakak, Amangboru, Namboru, Lae, Ito dan juga bere. Kami 4 (empat) bersaudara semuanya merantau dan hanya meninggalkan kedua orangtua di Medan. Namun demikian, semangat tak pernah patah karena merantau demi sebuah pekerjaan merupakan bagian doa dari orangtua. Dan, hal tersebut sangat disyukuri.
Sebuah kerinduan dari seorang anak yang merantau ketika bisa bertemu dengan orangtuanya dan keluarga lainnya di Jakarta. Momen tersebut sangatlah penting dan patut diabadikan dengan berkumpul bersama, bercerita, memberi nasehat, tertawa, tersenyum, mendokumentasikan setiap momen yang ada dan berbagi cinta bersama.
Seperti Bunda Teresa berkata," Cinta dimulai dari rumah. Bukan seberapa banyak yang kita lakukan, tetapi seberapa banyak cinta yang kita berikan dalam tindakan yang kita lakukan".Â
Hal tersebut pula yang saya lakukan dimana membagikan cinta dimulai dari keluarga dirumah dan bagi banyak orang. Bentuknya adalah dengan sebuah perjumpaan dengan keluarga dan membahagiakan mereka.
Dengan berbagi cinta tersebut, kerinduan itu terasa sirna dengan sebuah perjumpaan yang berharga. Jarak telah memisahkan sampai bertahun-tahun namun bisa sedikit terbayarkan dengan perjumpaan. Momen tersebut telah membuat kebahagiaan dari orangtua. Terlihat dari senyuman dan pelukan hangat yang diberikan kepada anak-anaknya meski waktu singkat untuk bertemu.
Ketika harus kembali ke perantauan pun rasanya begitu berat. Air mata tiba-tiba menetes ketika berpamitan. Rasanya ingin berkumpul lebih lama lagi seperti dulu. Ya, bagaimanapun juga roda kehidupan harus terus berjalan. Harapan bersama adalah akan bertemu kembali dengan dilimpahkan kesehatan, rezeki dan panjang umur. Itulah dia yang dipanjatkan kepada Tuhan, Semoga terkabulkan. Amiinn.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI